CONTOH PERTELAAN

Written By profitgoonline on Tuesday 20 August 2013 | 07:39

PERTELAAN

Boehmeria nivea (L.) Gaud

Familia : Urticaceae


Nama : 
NIM : 
Gol / Kelompok : 
Asisten : 

LABORATORIUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013



KATA PENGANTAR

     Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmatnya sajalah Penulis diberikan kemampuan untuk menyelesaikan makalah pertelaan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan mengenai tanaman rami (Boehmeria nivea).

       Pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 
  1. Orangtua Penulis karena telah menjadi penyemangat yang tidak pernah lelah menyemangati dalam penyelesaian laporan akhir ini. Dan juga atas doanya yang selalu menjadi motivasi dalam setiap langkah kegiatan kami, 
  2. ..., sebagai kepala Laboratorium Struktur Perkembangan Tumbuhan, atas dukungan selama acara praktikum berlangsung, 
  3. ...., sebagai asisten dari praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, atas bantuan selama penyusunan makalah ini. 
  4. Teman-teman satu kelompok praktikum atas dukungan selama jalannya praktikum dan penyusunan makalah ini. 
  5. Segala pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian laporan akhir ini baik yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung. 
       Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Mengutip peribahasa ”Tidak ada gading yang tak retak”, Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan makalah ini dan masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan penulisan makalah ini di masa yang akan datang. 

Yogyakarta, 29 Mei 2013

Penulis



Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………………............
Daftar Isi……………………………………………………………………………………......
BAB I. Klasifikasi……………………………………………………………………………....
    A. Klasifikasi taksonomi…………………………………………………………………................
    B. NamaLokal…………………………………………………………………………..................
BAB II. DeskripsiJasad…………………………………………………………………….......
    1. Perawakan……………………………………………………………………………....
    2. Akar…………………………………………………………………………………..
    3. Batang………………………………………………………………………………...
    4.Daun…………………………………………………………………………………..
    5.Bunga…………………………………………………………………………………
    6.Buah…………………………………………………………………………………..
BAB III. InformasiTambahan………………………………………………………………..
    1. Asal-usul………………………………………………………………………………
    2.Wilayah AgihanGeografis……………………………………………………………
    3.Data Ekologi…………………………………………………………………………..
    4.Keragaman yang telah terdeteksi……………………………………………………..
    5. Informasi Fitokimia…………………………………………………………………...
    6.Perbanyakan…………………………………………………………………………..
    7.ManfaatTradisionaldan Modern…………………………………………………….
    8.Masa Panen……………………………………………………....................................
DaftarPustaka………………………………………………………………………………...
Lampiran………………………………………………………………………………………

BAB I
KLASIFIKASI


A. Klasifikasi Taksonomi

Klasifikasi Boehmeria nivea adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Subkingdom         :         Tracheobionta
Superdivisi            :         Spermatophyta
Divisi                    :         Magnoliophyta
Kelas                   :         Magnoliopsida
Subkelas              :         Hamamelididae
Ordo                    :        Urticales
Famili                   :         Urticaceae
Genus                   :        Boehmeria
Spesies                 :        Boehmeria nivea (L.) Gaudich


B. Nama Lokal
Indonesia      : Rami
Sunda           : Haramay
Sumatera       : Rumput cina
Jawa             : Rami
Inggris            : Chinese Grass
Melayu           : Rami
India              : Rhea
Perancis          : Ramie De Chine
Jepang           : Nambankara Mushi
Norwegia       : Kinagras
Spanyol          : Ortiga Blanca
Thailand           : Pan Rami


BAB II
DESKRIPSI JASAD

1. Perawakan

        Merupakan tumbuhan berumah satu, tegak, tinggi 1-2 m. Akar tanaman rami termasuk ke dalam tipe akar tunggang (fibrous root system) karena akar primer tumbuh dan berkembang menjadi batang akar yang bercabang dan akan bermetamorfosis menjadi umbi akar (tuber rhizogenum). Batang tidak bercabang dan kosong, diameter 8-20 mm. Batang berwarna hijau ketika muda, dan berwarna kecoklatan ketika tua. Inflorescence axiller, tandan, malai, panjang 3-8 cm. Bentuk daun bulat telur, menyerupai jantung. Tepi daun bergerigi, warna daun hijau (bagian atas), putih keperak-perakan (bagian bawah). Permukaan daun haramai berbulu halus. Buah agak membulat hingga bulat telur, diameter sekitar 1 mm, berambut, crustaceous, coklat-kuning. Biji agak membulat hingga bulat telur , berwarna coklat tua.

2. Akar

       Tanaman rami memiliki sistem perakaran dimorphic, karena di samping akar untuk pengambilan nutrisi, juga terdapat rizoma (rimpang) sebagai alat untuk memperbanyak diri, dan umbi (bulbi) sebagai simpanan cadangan makanan.
       Akar rami tumbuh vertikal dengan kedalaman dapat mencapai 25 cm bahkan lebih. Cabang-cabang akar dan akar rambut tumbuh dan berkembang mendatar (horizontal) dengan kedalaman 10-20 cm,berfungsi untuk mencari dan mengambil nutrisi dalam tanah (Dempsey, 1975; Anonim, 1998).
     Rimpang (rizoma) bercabang, beruas-ruas, dan berakar rambut juga, tumbuh mendatar dengan ujungmencuat ke permukaan tanah dan akan tumbuh menjadi tunas anakan baru. Diameter rizoma bisa mencapai 2 cm bahkan lebih tergantung dari umur tanaman dan umur rizoma, dengan panjang bisa mencapai 50 cm bahkan lebih sehingga jangkauan penyebaran anakan dalam satu rumpunnya bisa lebih luas. Jumlah rizoma per rumpun bisa mencapai 10 buah bahkan lebih tergantung dari umur tanaman. Rizoma yang beruas-ruas memiliki banyak mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tunas anakan baru sebagai sistem perbanyakan tanaman.
        Umbi (bulbi), merupakan bagian akar yang berfungsi sebagai penyimpan zat cadangan makanan. Bentuknya seperti ubi kayu, tumbuh mendatar dengan diameter dapat mencapai 3 cm bahkan lebih tergantung umur tanaman. Pertumbuhan umbi ini akan semakin cepat pada tanah-tanah ringan sampai tanahgambut dan akan cepat memenuhi lahan, sehingga arealnya penuh dengan umbi-umbi. Oleh karena itu sebetulnya batasan umur tanaman rami yang tahunan (umur ekonomis) ini akan ditentukan oleh ruang untuk tumbuhnya rizoma (anakan).(Soeroto, H. 1956)

3. Batang

       Tanaman rami merupakan tanaman berbentuk semak dan berumpun banyak. Batang berwarna hijau muda sampai hijau tua berbentuk silinder tegak tidak bercabang dan bisa tumbuh setinggi 12,5 m bahkan lebih, dan diameter batang antara 8-20 mm. Batang biasanya akan bercabang apabila sebagian batang terpotong/terpangkas karena gangguan hama/penyakit atau gangguan mekanis. Pertumbuhan cabang pada batang ini tidak dikehendaki, karena serat rami diambil dari kulit batangnya, oleh karena itu pertumbuhancabang pada batang akan menurunkan produksi dan kualitas. Produktivitas serat rami tergantung dari tinggi dan diameter batang, tebal-tipisnya kulit serta rendemen serat (kandungan serat per batang). (Berger, 1969;Suratman et al.,1993).
       Batang muda rami berbulu halus hingga kasar, berwarna hijau muda hingga hijau tua dan berubah menjadi cokelat secara bertahap dari bagian bawah ke bagian atas bila secara fisiologis sudah matang, dan warna batang akan berubah terus menjadi hitam bila sudah tua atau mati. Batang muda rami berongga dan bergabus padat bila semakin tua, namun ada klon-klon tertentu yang tetap berongga walau sudah tua.
        Ciri-ciri tanaman yang berbatang tebal dan tidak berongga bila dipijit batangnya, maka akan terasa suiit pecahdan perlu tenaga banyak. Sebaliknya yang berbatang tipis serta berongga besar, akan mudah pecahsehingga sering di pertanaman rami mudah rebah bila ada angin kencang.

4. Daun

        Daun sederhana, dengan 3 tulang daun basal utama; stipula axillary, pangkal connate, lanset menggaris, panjang mencapai 1,5 cm; panjang tangkai daun 6-12 cm, berambut; helaian daun membundar telur, triangular to suborbicular, 7-20 cm x 4-18 cm, pangkal membaji hingga agak menjantung, tepi daun bergigi, menggergaji atau beringgitan, ujung meruncing panjang. (Anonim, 2009).
     Permukaan daun bagian atas berbulu halus hingga kasar, berwarna hijau muda sampai hijau tua, sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna putih keperakan, ini dikarenakanadanya rambut-rambut panjang berwarna perak yang saling bertumpuk membentuk anyaman seperti karpet.
       Tulang daun berwama hijau muda sampai hijau tua atau merah muda hingga merah tua. Tangkai daun (petiole) berwarna hijau muda hingga hijau tua serta merah muda hingga merah tua. Panjang petiole sekitar 3-12 cm, ada yang lebih pendek dari panjang daun, tetapi ada yang hampir sama dengan panjang daun, tergantung dari macam klonnya. Sudut daun (daun-daun bagian atas) berkisar antara 50°-120° (agak tegak s.d. terkulai). Berdasarkan hasil karakterisasi dan penelitian Setyo-Budi et al. (1993b), berdasarkan ukuran daun,tanaman rami dikelompokkan ke dalam dua tipe, yakni:
  1. tipe rami berdaun sempit (contoh: klon Pujon10),
  2. tipe rami berdaun lebar (contoh: klon Bandung A, Pujon 301, Pujon 302).


     Tipe rami ini diduga ada kaitannya dengan daya adaptasi tanaman terhadap tinggi tempat (dataran tinggi,sedang, dan rendah). Dari hasil evaluasi klon, ternyata pada umumnya rami bertipe daun lebar tidak cocok untuk dataran rendah, dan banyak dari klon-klon yang cocok di dataran rendah adalah dari tipe rami berdaun sempit.

5. Bunga

    Rami merupakan tanaman dikotil dan berumah-satu yaitu bunga jantan dan betinanya masih dalamsatu tanaman tetapi terpisah tidak dalam satu bunga. Bunga rami merupakan bunga majemuk bertingkatdimana dalam satu tangkai bunga yang bercabang-cabang dan beranting, banyak sekali terdapat bunga yangkecil-kecil dalam satu kelompok (bongkol). Bunga jantan dan bunga betina pada klon-klon tertentu terdapatdalam satu batang.
    Bunga jantan biasanya muncul lebih dulu sedangkan bunga betinanya munculbelakangan. jadi bunga jantan terletak di beberapa ruas batang bawah, sedangkan bunga betinanya di ruas-ruas batang atasnya terus sampai pucuk selama pertumbuhan tanaman berlanjut (sebelum akhirnya tua danmati). Untuk klon-klon yang bertipe indeterminate,bila dibiarkan hingga 4 bulan, sering ada periode bungakedua, yakni pertumbuhan bunga pertama berhenti dulu sampai 3 atau 6 ruas atau selama 4-8 hari, setelahitu dilanjutkan dengan pembungaan periode kedua yang biasanya juga bunga betina sampai tua dan mati.
    Jumlah dan perbandingan (proporsi) bunga jantan dan betina tergantung macam klon dan pengaruh musimterutama fotoperiodisitas. Keunikan lainnya, pada klon-klon tertentu dan pada saat-saat tertentu bunga jantan dan betinanya muncul dalam satu tangkai bunga. Terkadang juga dalam satu tanaman hanya munculbunga jantan saja atau bunga betina saja, bahkan dalam satu hamparan rami hanya sedikit tanaman yangberbunga jantan atau bahkan tidak muncul bunga jantannya sama sekali. Semua tingkah laku pemunculanbunga serta proporsi jantan dan betina dipengaruhi oleh macam klon dan musim.
      Bunga betina majemuk bertingkat berbongkol-bongkol keluar dari ketiak daun sekitar 1-3 tangkaiutama, dimana masing-masing tangkai bercabang dan beranting banyak. Pada ujung rantingnya terdapatsekumpulan bunga betina dalam bongkol mirip buah rambutan. Dalam satu bongkol terdapat banyak sekalibunga betina yang kecil-kecil. Wama bunganya hijau, merah. merah muda, cokelat, kuning, dan lain-laintergantung klonnya. Individu bunga betina yang sangat kecil berbentuk tempolong dan berbulu halus pada sisi-sisinya.Bunga tidak dilengkapi dengan mahkota bunga sebagaimana bunga lengkap. Darjanto dan Satifah (1982) mengatakan bahwa struktur bunga yang lengkap (normal) terdiri dari kelopak bunga(calyx),mahkotabunga(corolla),benang sari(stamen),dan putik (pistile).
      Apabila salah satu atau lebih dari bagian-bagianbunga tersebut tidak ada, maka bunga tersebut disebut bunga tidak lengkap.Bunga betina muncul dari ketiak daun bersamaan dengan mekarnya pucuk daun. Sekitar 4-7 harikemudian mulai ada yang mekar dan siap untuk dibuahi.
       Ciri-ciri bunga betina mekarditandai dengan memanjangnya (menjulur) putik yang berwarna putih bening dari ujung bunga yangpanjangnya sekitar 0,5-1 mm tergantung klonnya. Tangkai putik yang berfungsi sebagai tabung putik jugaberbulu sebagaimana pada bunga. Mekarnya bunga betina tidak bersamaan walaupun dalam satu kelompok (bongkol), tetapi bertahaptidak beraturan, artinya mekarnya bunga tidak dimulai dari bunga yang paling dulu muncuI (paling bawah)tetapi bisa terjadi bunga yang pertama muncul mekarnya bisa bersamaan dengan bunga yang ada di pucuk tanaman. Keadaan tersebut bisa menguntungkan karena proses hibridisasi bisa dilakukan setiap saat.

6. Buah

      Buah rami sangat kecil berbentuk dan berwarna sama seperti bunga betinanya yang telah membesarpada bagian pangkalnya. Buah muda berwarna hijau, merah, cokelat, kuning, dan lain-lain tergantungklonnya, sedangkan buah tua berwarna cokelat tua sampai hitam. Bulu-bulu pada sisi-sisinya masihkelihatan tetapi warnanya sarna seperti badan buahnya.
    Buah rami membelah dua berkulit tipis dan terlihat (dengan mikroskop) ada alur sepasang kanan kiritempat buah tersebut pecah/membelah. Pada ujung buah terlihat jelas bekas tangkai putik yang sudahkering atau sudah patah.

7. Biji

     Biji rami berbentuk bulat berwarna cokelat sampai hitam, membelah dua (dikotiledon). Biji ramisangat kecil, bisa lebih kecil dari biji bayam atau biji tembakau. Petruszka (1977), mengatakan bahwa dalam satu kilogram biji berisi sekitar 7 juta butir. Kulit bijinya tipis, terangkat ke atas saat berkecambah dan berdaging biji (endosperma) berwarna putih kekuningan dengan satu lembaga di tengah agak kepangkal. Biji (benih) yang baik, akan berkecambah serempak pad a hari ke-5 sampai ke-7 setelah tanam. (Petruszka, M. 1977)

BAB III
INFORMASI TAMBAHAN

1. Asal Usul

      Haramai atau Rami adalah tanaman serat alam nabati. Tanaman Rami sudah ada sejak jaman Jepang pada waktu Perang Dunia II, adalah tanaman tahunan yang berbentuk rumpun mudah tumbuh dan dikembangkan di daerah tropis, tahan terhadap penyakit dan hama, serta dapat mendukung pelestarian alam dan lingkungan. Tanaman haramai berasal dari Negeri China, tumbuh di daratan tengah dan barat, dan di sepanjang aliran sungai Yang Tse. Dikenal sejak ±2000 th SM.
      Perkembangan di Indonesia dikenal sejak jaman penjajahan Jepang (tahun 1942-1945), di perkebunan Sumatera Utara, Jabar, Jateng, dan Jatim. Tahun 1947 tanaman Rami dibongkar (aksi militer I Belanda). Tahun 1955 pemerintah Indonesia meneliti 12 varietas Rami. Tahun 1957 pemerintah Indonesia mendirikan pabrik pemintalan Rami di Pematang Siantar. Dihasilkan beberapa varietas Pujon di Jatim (Malang, Jember). Tahun 1983 pemerintah Jabar memberikan stimulan untuk pengembangan tanaman haramay. Tahun 1988 target produksi nasional serat rami siap pintal 150.000-200.000 ton, dengan penanaman seluas 200.000 ha pada lahan pasang surut.

2. Wilayah Agihan Geografi

      Tanaman Rami termasuk dalam famili Urticaceae, tanaman ini berasal dari daerah Cina Barat dan Tengah. Asal dan penyebaran geografi Rami, kemungkinan dari China Barat dan Tengah dan telah dibudidayakan di China karena keantikannya. Penanaman menyebar dari China ke negara - negara Asia lainnya. Tanaman dan produk Rami dibawa ke Eropa pada abad ke 18 dan penanaman percobaan dibangun di beberapa negara - negara troopis, subtropis dan temperate. Meskipun dengan adanya kemajuan serat sintetik, namun tanaman ini masih di beberapa negara tropis dan subtropis, seperti Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja dan Laos.

3. Data Ekologi

       Ekologi tanaman ini adalah di daerah temperate yang hangat hingga hutan deciduous subtemperate, juga di daerah tropis datarn rendah dan dataran tinggi, terutama di daerah dengan iklim musim. (Anonim, 2009)
      Sangat cocok ditanam/ideal di daerah tropis yaitu di Indonesia dengan ketinggian ideal 400 m s/d 1500 m diatas permukaan air laut, dengan curah hujan 90mm/bln yang merata sepanjang tahun, kondisi tanah datar terbuka berstruktur ringan seperti tanah liat berpasir dengan PH 5,6 s/d 6,5 dengan umur produktif 6 s/d 8 tahun dipanen 5 s/d 6 x dalam setahun. Pada panen pertama dipangkas kosmetik usia 6 bulan, setelah itu tiap 2 bulan dapat dipanen sampai usia 8 tahun. Batang tanaman rami tumbuh rhizome yang berbentuk ramping dan pertumbuhannya dapat mencapai ketinggian diatas 250 cm, diameter batang antara 8 s/d 20 mm, berat batang 60 s/d 140 gram dengan jumlah perumpun 4 s/d 12 batang, warna hijau sampai coklat.(Sorensen, 1998).
      Tanaman haramai berada cocok pada tempat dengan ketinggian 0 - 1400 m dpl, dan optimum berda pada 500 - 1400 m dpl. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada temperatur udara 20°C - 28°C, dengan kelembaban 83% - 89%, serta curah hujan rata-rata 1200 mm – 2000 mm/tahun. Haramai tumbuh pada tanah yang berstruktur gembur dan subur. Dengan pH 5,4 - 6,4. Namun pada lahan gambut, pH : 4,8 - 5,6 dengan aerasi dan drainase yang baik.(Van Hoff and Sorensen,1993).

4. Keragaman yang Telah Terdeteksi

Diameter dan bobot rami mempunyai keragaman genetik luas, sedangkan panjang rami dan diameter pangkal rami keragaman genetiknya sempit.

5. Informasi Fitokimia

Adapun kandungan yang diambil dari daun rami sebagai berikut :

a. Protein : 24 s/d 26 %
b. Lemak : 5 s/d 6 %
c. N.F.E : 2 s/d 16 %
d. Phospor : 25 s/d 30 %
e. Kalsium : 5 s/d 6 %
f. Karotin r/g : 200 s/d 300 %
g. Kandungan lainnya : 36 s/d 46 % ( Kaya akan lisin dan karoten )

6. Perbanyakan

      Rami dapat diperbanyak dengan menggunakan biji, tetapi membutuhkan waktu 1-2 tahun untuk produktif dan biasanya mutunya lebih rendah dari induknya. Rami biasanya diperbanyak secara vegetatif dengan memotong rhizomenya, sepanjang 15-30 cm, yang didapat dari tanaman yang umurnya sedikitnya 3 tahun. Untuk pertumbuhan yang optimal, rhizhome harus ditanam segera setelah dipotong. Jika penanaman segera tidak mungkin dilakukan, rhizhome harus dijaga kelembabannya dengan ditutup atau ditempatkan di tempat yang ternaungi. Potongan rhizome biasanya ditanam secara manual dengan kedalaman 5-7.5 cm. Jarak tanam bervariasi, tergantung pada kesuburan tanah, kultivar dan kemampuan untuk ditanam. Jarak antara garis berkisar antara 25-140 cm dan di dalam garis 5-60 cm. Rami dapat juga ditanam dengan pembagian lapisan udara dan potongan batang. Perbanyakan secara in vitro memungkinkan, sebagai tanaman lengkap yang diperoleh dari kotiledon, daun, segmen batang, segmen daun dan hipokotil rami untuk memproduksi kalus.

7. Manfaat Tradisional dan Modern

     Serat dari batang rami merupakan salah satu serat tekstil tertua, digunakan sejak sebelum jaman prasejarah China, India dan Indonesia. Sekarang, serat rami digunakan untuk produksi tambang, benang string, jala ikan, pabrik jahit. Serat dapat dibuat menjadi pakaian (pakaian kasar, linen kasar atau linen China) yang dipakai untuk pakaian, taplak meja, lap makan, tissue, sarung bantal, handuk, dsb. Serat rami diproses menjadi produk lainnya seperti kanvas, jaring nyamuk, pakaian saring, mantel gas, sol sepatu dan karpet. Rami biasanya dicempur dengan polyester, wool, sutra atau katun.

Batang
     Proses dekortikasi menghasilkan limbah rami yang sangat baik untuk pupuk organik (kompos). Setelah mengalami bio proses, pupuk organik dari batang rami tersebut dapat digunakan untuk pemupukan tanaman. Di samping tanaman rami itu sendiri kelebihannya dapat digunakan untuk tanaman hortiku-tura atau tanaman perkebunan lainnya.
      Kegunaan batang rami yang lain adalah sebagai bahan baku pulp (kertas), bahan baku particle board serta mempunyai kandungan cellulosa yang cukup baik untuk dijadikan bahan baku propelant double base (bahan baku isian dorong peluru)

Serat
      Serat rami yang telah diproses sampai menyerupai serat kapas sudah dapat dipintal menjadi benang untuk ditenun menjadi tekstil dari rami peringkat No.2 setelah sutera, (cotton nomor 7). Kegunaan yang lain adalah: canvas, slang PMK, jaring ikan, jala ikan, tambang/tali kapal, benang sepatu, dan kaos petromax. (Heyne, K. 1987)
     Serat rami diteliti dan dikembangkan untuk kepentingan alat pertahanan karena serat alam rami mempunyai keunggulan lebih baik dari serat alam yang lain termasuk serat sintetis seperti fiber glass, kevlar dan spectra untuk digunakan sebagai material anti balistic seperti helm tahan peluru, plat dada anti peluru, tameng anti huru hara, rompi tahan peluru, komponen senjata dll.

Biji
   Sebagai minyak mentah biji rami berkhasiat mencegah dan mengobati kanker, stroke, jantung, luka lambung, anteriosklerosis.

8. Masa Panen

       Untuk diambil seratnya, batang tanaman rami dipanen setiap dua bulan sekali dan diproses dengan mesin dekortikator sehingga menghasilkan serat kasar (china grass).
    Sebelum dipintalmenjadi benang, serat kasar yang masih banyak mengandung getah(gum)perlu dibersihkan melalui prosesdegummingdan proses pemutihan serta pelemasan dengan pemberian minyak (oiling)sehingga menjadi serat yang putih dan lemas(rami top).(Anonim,2011)


LAMPIRAN

Gambar 1. Tanaman Rami
Gambar 1. Tanaman Rami

Gambar 2.Tipe Rami berdaun lebar
Gambar 2.Tipe Rami berdaun lebar

Gambar 3.Penampang   bujur batang Rami
Gambar 3.Penampang   bujur batang Rami

Gambar 4.Penampang melintang batang Rami
Gambar 4.Penampang melintang batang Rami

Gambar 5.Tipe rami berdaun sempit
Gambar 5.Tipe rami berdaun sempit

Gambar 6.Perakaran rami
Gambar 6.Perakaran rami


Daftar Pustaka

  1.  Berger, J. 1969. Fibre crops; their cultivation and manuring. Centre d'Etude de I' Azote, Zurich. 
  2. Buxton, A. and P. Greenhalgh. 1989. Ramie, short lived curiosity or fibre of the future. Textile Outlook Inter national. London. p. 62-71. 
  3. D.I. Kangiden, dan R.S. Hartati. 1993b. Koleksi plasma nutfah rami di Balittas.Prosiding Seminar Nasional Rami. Balittas. Malang. p. 45-49. 
  4. Darjanto dan S. Satifah. 1982. Pengetahuan dasar biologi bunga dan teknik penyerbukan silang buatan. PT Gramedia, Jakarta. p 141. 
  5. Dempsey, J.M. 1975. Fibre crops. A University of Florida Book. The University Presses of Florida Gaines-ville. p 457. 
  6. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta. 
  7. Ochse, J.1., M.1. Soule Jr., M.1. Dijkman, and C. Wehlburg. 1961. Tropical and subtropical agriculture. Vol. II. Ramie. The Macmillan Co. New york. p. 1139-1146. 
  8. Petruszka, M. 1977. Ramie fibre production and manufacturing. Food and Agricultural Industries Service.Agricultural Services Division. Rome. p. 1-14. 
  9. Sastrosupadi. A.. Marjani, dan Sudjindro. 1993. Respon beberapa klon rami terhadap tiga paket pupuk didataran rendah. Prosiding Seminar Nasional Rami. Balittas: Malang. p. 62-69. 
  10. Setyo-Budi. U., Marjani, dan R.D. Purwati. 1993a. Evaluasi daya hasil beberapa klon rami di lahan gambutBengkulu. Prosiding Seminar Nasional Rami. Balittas. Malang. p. 56-61. 
  11. Soeroto, H. 1956. Cultur technik Boehmeria nivea L.Gaud. Balai Besar Penyelidikan Pertanian. Djakarta.Hal. 330-413. 
  12. Suratman. W. Murdoko. dan Darwis S.N. 1993. Tinjauan kemungkinan pengembangan rami di IndonesiaProsiding Seminar Nasional Rami. Balittas. Malang. p. 112-124. 
  13. Van Hoff, W.C.H., and M. Sorensen. 1993. Boehmeria nivea (L.) Gaud. In Westphal, G., and P.C.M. Jansen (ed.). Plant Resources of South East asia. A Selection. Prosea: 213-215. 
  14. Anonim.2009.http://www.anekaplanta.wordpress.com. Diakses pada tanggal 29 Mei 2013 
  15. Anonim.2011.http://www.ristek.go.id. Diakses pada tanggal 30 Mei 2013. 
  16. Anonim. 1958. Laporan tahunan. Balai Besar Penyelidikan Pertanian. Jakarta. p.101-104. 
  17. Anonim. 1998. Petunjuk teknis budi daya tanaman rami. Direktorat Bina Produksi, Ditjen Perkebunan dan PT Gunung Sinaji. Jakarta.

Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : BIOLOG-INDONESIA | Fanspage Facebook | Twitter
Copyright © 2013. Materi Kuliah - All Rights Reserved
Published by Profitgoonline