LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PERCOBAAN C-2
KONTROL KEASAMAAN : LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
Nama
NIM
Prodi / Fakultas
Kelompok
Partner
Hari / tanggal
Asisten
|
: Rohma Nur Azmi
: 10/301221/BI/8453
: Biologi / Biologi
: V
: Afiifah Rahmalia
: Selasa, 19 Oktober 2010
: Widya Primanti
|
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
A.
TUJUAN
Tujuan
dari percobaan ini yaitu :
1. Memahami
menfaat mengontrol pH, terutama dalam sistem biologis.
2. Mempelajari
teknik mempertahankan nilai pH larutan dalam berbagai aplikasi.
3. Memahami
sistem buffer dan bagaimana sistem itu berfungsi.
B. DASAR TEORI
Sebagaian besar
proses fisiologi sangat sensitif terhadap perubahan pH. Sebagai contoh, pH
darah manusia dipertahankan konstan pada 7,2. Hanya pada pH ini, darah mampu
membawa oksigen dan karbondioksida dengan baik. Jika pH turun di bawah 7,2
(konsentrasi H+ lebih tinggi), hemoglobin dalam darah tidak akan bereaksi
dengan oksigen dan jika pH meningkat ( konsentrasi ion OH- lebih tinggi),
bikarbonat tidakakan diubah menjadi karbondioksida dalam paru-paru. Untung,
tubuh manusia dapat mengontrol dan mempertahankan pH dengan menggunakan
campuran senyawa tertentu yang disebut buffer.
Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan penyangga yang
bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan penyangga
yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya – acapkali
garam natrium.
Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam
larutan.
Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan
penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang
bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya. Seringkali yang
digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan amonium
klorida.
Konsep dari cara kerja larutan buffer
Larutan
buffer merupakan campuran dari asam lemah dengan garamnya yang berasal dari
basa kuat atau basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat. Seperti
pada larutan Natrium Asetat yang merupakan larutan yang dapat berdisosiasi
secara sempurna. Namun, pada larutan asam asetat tidak terdisosiasi secara
sempurna,
CH3COOH CH3COO-
+ H+
Karena adanya
ion – ion asetat dalam jumlah banyak (yang berasal dari disosiasi natrium
asetat), akan menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan asam asetat yang
tidak terdisosiasi (yaitu, ke arah ruas kiri persamaan di atas). Larutan ini
akan memiliki pH yang tertentu dan pH ini akan bertahan baik sekali, bahkan
jika ditambahkan asam atau basa. Jika ion hidrogen (yaitu, suatu asam kuat)
ditambahkan, ini akan bergabung dengan ion asetat dalam larutan untuk membentuk
asam asetat yang tidak terdisosiasi :
CH3COO-
+ H+ → CH3COOH
Karena
konsentrasi ion hidrogen tidak berubah, apa yang terjadi hanyalah bahwa jumlah
ion asetat berkurang, sementara jumlah asam asetat yang tidak terdisosiasi
bertambah.
Mekanisme kerja larutan buffer
adalah menetralkan asam maupun basa dari luar. Masing-masing komponen dalam
larutan buffer mampu menetralkan asam maupun basa dari luar. Dalam larutan
buffer asam (sebagai contoh : CH3COOH/CH3COONa), terjadi
kesetimbangan sebagai berikut :
CH3COOH(aq)
+ H2O(l) <——> CH3COO-(aq) + H3O+(aq)
Komponen asam
lemah dan basa konyugasi dalam larutan buffer asam membentuk sistem
kesetimbangan asam lemah. Saat sejumlah larutan asam ditambahkan dari luar,
komponen CH3COO- bekerja untuk menetralkan ion H+
larutan asam. Akibatnya, kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Jumlah ion CH3COO-
akan berkurang dan sebaliknya, jumlah molekul CH3COOH akan
meningkat.
CH3COO-(aq)
+ H+(aq) → CH3COOH(aq)
Di sisi lain,
saat sejumlah larutan basa ditambahkan dari luar, komponen CH3COOH
bekerja untuk menetralkan ion OH- larutan basa. Akibatnya,
kesetimbangan asam lemah bergeser ke arah kanan. Jumlah molekul CH3COOH
akan berkurang dan sebaliknya jumlah ion CH3COO- akan
meningkat.
CH3COOH(aq)
+ OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)
Dalam larutan buffer basa
(sebagai contoh : NH3/NH4Cl), terjadi kesetimbangan sebagai berikut :
NH3(aq)
+ H2O(l) <——> NH4+(aq) + OH-(aq)
Komponen basa
lemah dan asam konyugasi dalam larutan buffer basa membentuk sistem
kesetimbangan basa lemah. Saat sejumlah larutan asam ditambahkan dari luar,
komponen NH3 bekerja untuk menetralkan ion H+larutan
asam. Akibatnya, kesetimbangan bergeser ke arah kanan. Jumlah molekul NH3
akan berkurang dan sebaliknya jumlah ion NH4+ akan
meningkat.
NH3(aq)
+ H+(aq) → NH4+(aq)
Di sisi lain,
saat sejumlah larutan basa ditambahkan dari luar, komponen NH4+
bekerja untuk menetralkan ion OH- larutan basa. Akibatnya,
kesetimbangan basa lemah bergeser ke arah kiri. Jumlah ion NH4+ akan
berkurang dan sebaliknya jumlah molekul NH3 akan bertambah.
NH4+(aq)
+ OH-(aq) → NH3(aq) + H2O(l)
Larutan
buffer berkaitan dengan sistem kesetimbangan asam-basa lemah. Dengan demikian,
persamaan matematis untuk menentukan pH larutan penyangga dapat diturunkan
melalui persamaan reaksi kesetimbangan asam-basa lemah.
C.
PROSEDUR PERCOBAAN
a. Alat
:
-
Corong kecil
-
Gelas beker 50 ml
-
Gelas ukur 50 ml & 100 ml
-
Labu takar 50 ml
-
Pengaduk pinset
-
Pipet gondok 5 ml
-
Pipet pump
-
Tabung
reaksi
-
Well plate
b. Bahan
:
-
HCl 0,1 M & 1 M
-
NaOH 0,1 M & 1 M
-
NH4Cl 1 M
-
Na2H2PO4 0,5 M
-
NaH2PO4 0,5 M
-
CH3COOH 1 M
-
NH4OH 1 M
-
CH3COONa 1 M
c. Cara Kerja
D. Hasil
Percobaan
Data
Pengamatan dan Hasil
1. Perubahan
PH dalam larutan non bufferP
|
|
Larutan 1 :
Air
|
Larutan 2 :
0,0001 M HCl
|
Larutan 3 :
0,0001 NaOH
|
a.
|
Penentuan PH larutan
non buffer
|
|||
|
PH larutan
|
7
|
6
|
7
|
b.
|
Penentuan PH larutan
setelah penambahan asam
|
|||
|
PH larutan
|
3
|
3
|
5
|
|
Pergeseran setelah
penambahan asam
|
4
|
3
|
2
|
c.
|
Penentuan pH larutan
setelah penambahan basa
|
|||
|
PH larutan
|
10
|
10
|
8
|
|
Pergeseran setelah
penambahan basa
|
3
|
4
|
1
|
2. Perubahan
PH dalam larutan buffer
|
|
Larutan 4 :
H2PO4-
dan HPO42-
|
Larutan 5 :
HC2H3O2
dan C2H3O2-
|
Larutan 6 :
NH4OH dan
NH4+ 1:1
|
Larutan 7 :
NH4OH dan
NH4+ 1: 4
|
a.
|
Penentuan PH larutan
non buffer
|
|
|||
|
PH larutan
|
7
|
4
|
10
|
9
|
b.
|
Penentuan PH larutan
setelah penambahan asam
|
|
|||
|
PH larutan
|
7
|
4
|
10
|
9
|
|
Pergeseran setelah
penambahan asam
|
-
|
-
|
-
|
-
|
c.
|
Penentuan pH larutan
setelah penambahan basa
|
9
|
|||
|
PH larutan
|
7
|
4
|
10
|
|
|
Pergeseran setelah
penambahan basa
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3. Rangkuman
pergesaran pH akibat penambahan asam atau basa pada larutan non buffer dan
buffer
Perlakuan
|
Pergesaran
|
|
Larutan non buffer
|
Larutan buffer
|
|
Asam
ditambahkan ke larutan asam
|
2
: 2
|
5
: -
|
Basa
ditambahkan ke larutan asam
|
2
: 1
|
5
: -
|
Asam
ditambahkan ke larutan basa
|
3
: 3
|
6
: -
|
Basa
ditambahkan ke larutan basa
|
3
: 4
|
6
: -
|
Asam
ditambahkan ke larutan netral
|
1
: 4
|
4
: -
|
Basa
ditambahkan ke larutan netral
|
1
: 3
|
4
: -
|
E. PEMBAHASAN
Larutan
buffer dapat didefinisikan sebagai larutan yang dapat menahan atau
mempertahankan konsentrasi ion H+ atau pH, meskipun ke dalam larutan
ditambahkan basa atau asam kuat.
Pengaruh penambahan asam dan basa terhadap pH larutan buffer yaitu tidak
terjadi perubahan pH. Larutan buffer mengandung komponen asam dan basa yang
tidak saling bereaksi. Komponen asam dan basa tersebut menyebabkan larutan
buffer dapat bereaksi atau menangkap ion H+ maupun OH-,
sehingga penambahan asam atau basa tidak mengubah konsentrasi ion H+
dan ion OH- dalam larutan, sehingga pH larutan tetap. Daya tahan
terhadap perubahan pH dari larutan buffer paling baik bila asam atau basa
dan garam dicampur dengan perbandingan
mol 1 : 1.
Larutan
I
adalah larutan akuades yang bukan merupakan larutan buffer. Persamaan yang
terjadi pada larutan ini adalah :
H2O
D
H+(aq) + OH- (aq)
Apabila
pada larutan ini ditambahkan larutan asam maka nilai pH larutan yang terbentuk
akan berubah, sehingga terbentuk kesetimbangan antara akuades dengan larutan
asam yang ditambahkan. Persamaan reaksinya adalah :
H2O(l)
D
H+ (aq) + OH- (aq)
HCl(aq) D
H+ (aq) + Cl- (aq)
HCl
(aq) + H2O(l) "
2H+ + OH- + Cl-
Apabila
larutan ini ditambahkan larutan basa, maka akan terbentuk larutan basa yang
encer, persamaannya yaitu :
H2O
(l) D
H+ + OH-
NaOH (aq) D
Na+ + OH-
H2O
(l) + NaOH (aq) "
NaOH (aq) + H2O (l)
Secara
teoritis, larutan akuades merupakan air murni yang mempunyai pH 7 (netral).
Larutan
II
adalah larutan HCl yang merupakan salah satu larutan asam kuat yang dapat
menghasilkan ion H+ secara sempurna. Persamaannya yaitu :
HCl(aq)
D
H+ (aq) + Cl- (aq)
Apabila
larutan tersebut ditambahkan larutan asam, maka konsentrasi asam klorida yang
terbentuk lebih besar,maka pH HCl akan cenderung lebih kuat.
HCl
(aq) D H+(aq)
+ Cl-(aq)
HCl (aq) D H+(aq)
+ Cl-(aq)
2HCl
(aq) "
2H+(aq) + 2Cl-(aq)
Jika
ditambahkan larutan NaOH pekat (basa), maka garam yang terbentuk sedikit
bersifat basa. Persamaannya yaitu :
HCl
(aq) + NaOH (aq) "
NaCl (aq) + H2O (l)
Larutan
III
adalah larutan NaOH (basa kuat), karena senyawa ini menghasilkan ion OH-
secara sempurna, maka seluruh molekul basa membentuk ion.
NaOH
(aq) "
Na+(aq) + OH-(aq)
Jika
pada larutan ini ditambahkan larutan asam kuat (HCl) maka larutan yang telah
terbentuk mempunyai sifat sedikit asam.
NaOH
(aq) + HCl (aq) "
NaCl (aq) +H2O (l)
Apabila
pada larutan ini ditambahkan basa pekat (NaOH) maka konsentrasi basa yang
terbentuk akan semakin besar, jadi pHnya juga semakin besar.
NaOH
(aq) + NaOH (aq) "
2NaOH (aq)
Larutan
IV. Larutan
NaH2PO4 0,5M dan larutan Na2HPO4
0,5 M merupakan larutan penyangga yang terbentuk dari garam yang bersifat asam
lemah dan basa konjugasinya.
Jika
ke dalam larutan ditambahkan asam atau basa, maka persamaannya,
HCl + Na2HPO4 ↔
NaH2PO4 + NaCl
NaOH + NaH2PO4 ↔ Na2HPO4 + H2O
NaOH + NaH2PO4 ↔ Na2HPO4 + H2O
Penambahan
asam pada larutan penyangga akan menurunkan konsentrasi basa konjugasinya dan
meningkatkan konsentrasi asam. Pada penambahan basa, jumlah H2PO4-
akan berkurang dan basa konjugasinya bertambah.
Larutan
V
adalah campuran larutan CH3COOH dan CH3COONa.
Persamaannya yaitu :
CH3COOH
(aq) + H2O (aq) D
CH3COO- (aq) + H3O+ (aq)
CH3COONa(aq)
"
CH3COO- (aq) + Na+ (aq)
Apabila
larutan ini ditambahkan larutan asam, maka persamaannya,
CH3COO-
(aq) + HCl (aq) "
CH3COOH (aq) + Cl- (aq)
Apabila
larutan ini ditambahkan larutan basa, maka persamaannya,
CH3COOH-
(aq) + NaOH (aq) "
CH3COO- (aq) + Na+ (aq) + H2O (l)
Berdasarkan
persamaan tersebut berarti asam lemah akan berkurang dan basa konjugasi akan
bertambah. Terdapat sedikit perbedaan harga pH terukur ......
Larutan
VI
dan VII memiliki kesamaan komponen
atau senyawa pada persamaan reaksi yaitu berasal dari basa lemah dan asam
konjugasinya yang dapat dilihat dari persamaan reaksi berikut :
NH4OH
(aq) + H2O (l) D NH4+ (aq) + OH- (aq)
+ H2O (l)
NH4Cl
(aq) "
NH4+ (aq) + Cl- (aq)
Apabila
larutan tersebut ditambahkan larutan asam, didapat reaksi :
NH4OH
(aq) + NaOH (aq) "
NH4+ + Cl- (aq) + H2O (l)
Dan
apabila larutan tersebut ditambahkan larutan basa, maka persamaan reaksinya :
NH4+(aq)
+ NaOH (aq) "
NH4OH (aq) + Na+ (aq)
Pengaruh
penambahan asam dan basa terhadap pH larutan non buffer yaitu menyebabkan
fluktuasi (perubahan nilai pH). Hal ini disebabkan karena tidak adanya
kapasitas penahan atatu penyangga. Bila ditambahkan asam pada larutan non
buffer nilai pH larutan cenderung bergeser menjadii lebih kecil dari pH awal
(<7). Bila ditambahkan basa, nilai pH larutan cenderung bergeser menjadi
lebih besar dari pH awal (>7).
Hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya data yang diperoleh dari percobaan kontrol
keasaman larutan penyangga (buffer). Pada larutan I mempunyai pg awal 7,
setelah ditambah 1 tetes HCl 1 M pHnya menjadi 3 dan setelah ditambah NaOH 1 M
1 tetes pH menjadi 10. Danseterusnya, hasil dapat dilihat pada tabel percobaan.
Di
bawah ini adalah tabel perbandingan nilai pH secara teoritis dan
percobaan.
No
|
Larutan
|
pH
teoritis
|
pH
percobaan
|
||||
Tanpa
penambahan
|
Penambahan
Asam
|
Penambahan
Basa
|
Tanpa
Penambahan
|
Penambahan
Asam
|
Penambahan
Basa
|
||
1.
|
I
|
7
|
4
|
10
|
7
|
3
|
10
|
2.
|
II
|
4
|
1,2
|
10,72
|
6
|
3
|
10
|
3.
|
III
|
10
|
1,28
|
12,
78
|
7
|
5
|
8
|
4.
|
IV
|
5
|
4,
82
|
5,
017
|
7
|
7
|
7
|
5.
|
V
|
4,
745
|
4,
66
|
4,
84
|
4
|
4
|
4
|
6.
|
VI
|
9,
255
|
9,
164
|
9,
34
|
10
|
10
|
10
|
7.
|
VII
|
8,
65
|
8,
92
|
8,
57
|
9
|
9
|
9
|
Larutan
I, II dan III merupakan larutan non buffer sehingga larutan ini tidak mampu
mempertahankan pH yang dimiliki. Nilai pH yang terbentuk setelah penambahan
larutan asam dan basa adalah mengikuti pH larutan asam atau basa (konsentrasi
lebih tinggi / pekat). Hal tersebut tampak dari pergeseran pH setelah
penambahan larutan asam dan basa yang sangat besar. Berbeda dengan larutan IV,
V, VI, dan VII yang merupakan larutan buffer sehingga larutan tersebut dapat
mempertahankan nilai pH yang dimiliki. Pernyataan ini deperkuat dengan
pergeseran pH setelah penambahan asam atau basa yang sangat kecil. pH larutan
yang terbentuk setelah penambahan asam atau basa tidak akan mengubah nilai pH
seperti harga OH- sebelum penambahan larutan asam atau basa kalaupun
harga pH berubah, perubahannya pun sangat kecil.
Pada
beberapa larutan, nilai pHh teoritis berbeda dengan nilai pH percobaan, akan
tetapi nilainya mendekati dengan nilai hasil percobaan. Hal ini bisa jadi
disebabkan oleh indikator yang digunakan dalam percobaan mempunyai nilai ralat
yang besar (dengan selisih satu satuan), peralatan dan bahan-bahan di
laboratorium yang telah terkontaminasi sehingga menimbulkan perbedaan hasil
dengan hasil teoritis dan kecermatan pengamat sendiri dalam menentukan warna
indikator pH.
F.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari percobaan ini adalah :
1. Dalam
sistem biologis, pH darah manusia merupakan
salat satu macam manfaat larutan buffer. PH darah manusia dipertahankan
konstan pada pH 7,2. Hanya pada pH ini darah mampu membawa oksigen dan
karbondioksida dengan baik. Jika pH turun di bawah 7,2, hemoglobin dalam darah
tidakakan bereaksi dengan oksigen dna jika pH meningkat, bikarbonat tidak akan
diubah menjadi karbondioksida dalam paru-paru.
2. Teknik
mempertahankan nilai pH larutan yaitu
apabila ion H+ dari suatu asam ditambahkan ke dalam sistem buffer,
sebagian besar ion H+ bereaksi dengan garam dari asam lemah
membentuk asam yang terionisasi sebagian dan konsentrasi ion H+
meningkat hanya sedikit.
3. Sistem
buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH apabila larutan
tersebut ditamba hkan sejumlah asam atau basa. Fungsi larutan buffer dapat dilihat
dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit
dan cat warna. Selain aplikasi tersebut terdapat fungsi penerapan konsep
larutan buffer ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh manusia.
G.
DAFTAR PUSTAKA
H. PENGESAHAN
Asisten
Pembimbing,
Widya
Primanti
|
Yogyakarta, Oktober 2010
Praktikan,
Rohma Nur Azmi
|