PENGARUH MUROTAL AL QURAN
TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA
Proposal Penelitian
Diajukan
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh
Derajat Sarjana Keperawatan
Universitas
Gajah Mada
Disusun oleh:
Faisal Ardian Oktavia
09/285253/KU/13396
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS
KEDOTERAN
UNIVERSITAS
GAJAH MADA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Menua identik terjadi
pada lanjut usia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, yang ditandai
dengan kegagalan tubuh dalam mempertahankan homeostasis tubuh terhadap tekanan
fisiologis yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur tubuh dan perubahan
fungsional sehingga menyebabkan adanya gangguan, ketidakmampuan dan sering
terjadi penyakit (Rochman & Aswin,
2001). Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah
penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Diseluruh dunia
penduduk Lansia (usia 60 +) tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat
dibanding kelompok usia lainnya. Diperkirakan mulai
tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia. Hasil prediksi
menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 % dari
total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 % pada tahun 2020.
Kabupaten Sleman
merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Berdasarkan proyeksi penduduk pada tahun 2008, jumlah penduduk Sleman tercatat 1.041.951 jiwa, terdiri dari 525.598
laki-laki dan 516.353 perempuan. Jumlah penduduk lanjut usia di Kabupaten
Sleman mulai dari usia 55 sampai 75 tahun keatas sebanyak 115.306 orang, dengan
perincian jumlah penduduk laki-laki 73.435 orang dan jumlah penduduk perempuan
81.871 orang (BPS Kabupaten Sleman, 2008).
Stanley &
Beare (2007) menyebutkan bahwa biasanya lansia beresiko mengalami gangguan
tidur. Gangguan tidur menyerang 50 % orang yang berusia 65 tahun atau lebih
yang tinggal dirumah dan 66 % orang yang tinggal difasilitas perawatan jangka
panjang. Prevalensi gangguan tidur pada lansia secara keseluruhan sangat tinggi
yaitu sekitar 67 % (Amir, 2007). Gangguan tidur biasanya disebabkan oleh
beberapa faktor misalnya pensiunan dan perubahan pola sosial, kematian pasangan
atau teman dekat, peningkatan penggunaan obat-obatan, penyakit yang baru saja
dialami, dan perubahan irama sirkadian. Meskipun perubahan pola tidur dianggap
sebagai bagian dari gangguan ini yang berkaitan dengan proses patologis yang menyertai
penuaan s(Stanley & Beare, 2007).
Musik memiliki fungsi untuk
meningkatkan, mengubah emosi dan aspek spiritual (Sloboda, 1999 cit. Djohan, 2008). Musik merupakan sarana untuk menata dan meningkatkan kualitas
diri baik pada aspek kognitif, emosi maupun fisik (Denora 1997 cit. Djohan, 2008). Peningkatan
kompleksitas kehidupan dan tekanan dalam pekerjaan dapat berakibat negatif pada
manusia. Saat ini telah ada banyak pilihan cara yang dapat dilakukan agar
selalu berada tegar dalam menghadapi gangguan (tekanan/stress). Salah satunya
adalah terapi suara atau terapi musik. Musik sering dijadikan pilihan oleh banyak
orang untuk relaksasi. Jenis musik yang banyak dipilih adalah musik klasik atau
musik-musik lain yang bertempo rendah (umumnya musik tanpa syair /
instrumental). Penelitian mengenai pengaruh musik terhadap manusia telah banyak
diteliti, salah satunya menyebutkan bahwa musik dapat membuat pendengarnya
lebih rileks (Abdurrochman et al.,
2007).
Muratal Al-Qur’an sudah menjadi
musik tersendiri bagi umat muslim. Terapi dengan mendengarkan lantunan muratal Al-Qur’an
ternyata sudah memasyarakat di kalangan tertentu pemeluk agama Islam. Tujuan
mereka bukan sebagai terapi suara, tetapi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
(Allah SWT). Praktik ini tidak saja dilakukan terhadap orang dewasa tetapi juga
anak-anak (Abdurrochman, et al.,
2007). Penjelasan sebelumnya mengunggapkan bahwa lansia beresiko mengalami
gangguan tidur. Gangguan tidur tersebut dapat direduksi dengan mendengarkan musik atau suara yang bertempo rendah. Muratal
Al-Qur’an sendiri, merupakan bagian dari musik tersebut.
Maka
dengan dasar inilah peneliti ingin melakukan penelitian mengenai terapi musik khususnya
terapi muratal Al-Qur’an untuk meningkatkan kualitas tidur lansia. Diharapkan
dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan dibidang keperawatan, khususnya
keperawatan geriatrik guna meningkatkan kualitas tidur lansia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas terkait pengaruh muratal Al-Qur’an terhadap kualitas tidur
lansia, maka muncul pertanyaan sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh muratal Al-Qur’an
terhadap kualitas tidur lansia?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pelaksanaan penelitian
ini antara lain:
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui adakah
pengaruh muratal Al-Qur’an terhadap kualitas tidur lansia.
2.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui gambaran
perbedaan kualitas tidur lansia sebelum dan sesudah diberikan intervensi dengan
muratal Al-Qur’an.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang
akan dilaksanakan diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.
Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan referensi dalam kegiatan belajar mahasiswa terkait terapi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur lansia;
2.
Bagi Praktisi kesehatan
Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan bagi praktisi kesehatan, khususnya perawat
geriatri dalam merencanakan dan menentukan program terkait peningkatan kualitas
tidur lansia;
3.
Bagi Peneliti Lain
Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain, yang ingin
melanjutkan penelitian serupa;
4.
Bagi Penulis
Setelah melakukan penelitian
ini, penulis diharapkan dapat lebih mengetahui tentang pengaruh terapi Al-Qur’an
terhadap kualitas tidur lansia.
E. Keaslian Penelitian
Sejauh ini belum pernah ada yang melakukan penelitian mengenai pengaruh
muratal Al-Qur’an terhadap kualitas tidur lansia. Sebelumnya pernah dilakukan
beberapa penelitian yaitu:
1.
Yoyok (2008) melakukaan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi
Musik Gamelan Terhadap kualitas Tidur lansia di Panti Werdha Yogyakarta Unit
Abiyoso”. Penelitian menggunakan metode quasi experimental dengan time
series. Metode pemilihan dengan total sampling dengan jumlah sampel 32 lansia.
Hasilnya setelah dilakukan terapi selama sebulan, musik gamelan berpengaruh terhadap
kualitas tidur lansia di PSTW Yogyakarta Unti Abiyoso. Perbedaan penelitian ini
antara lain variabel independen, metode penelitian, serta lokasi penelitian.
2.
Widyarani (2010) tentang
“Pengaruh Antara Nyeri Muskuloskeletal Dengan Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia
di Desa Panggungharjo, kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta”.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik korelasional dengan metode
kuantitatif serta menggunakan rancangan cross-sectional. Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa ada hubungan antara nyeri musculoskeletal dengan kualitas
tidur lansia di desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah metode penelitian, variabel penelitian, serta lokasi penelitian.