b. cahaya
Selain
berpengaruh terhadap proses
fotosintesis, cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap organ dan
keseluruhan tumbuhan. Tumbuhan yang mendapat cahaya, hormon auksin akan rusak
sehingga pertumbuhan terhambat. Sebaliknya jika tanaman dalam keadaan gelap,
hormon auksin akan merangsang pemanjangan sel-sel sehingga tanaman lebih cepat
tumbuh.
c. Suhu
Suhu
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan.
Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 10-38oC. Umumnya tumbuhan
tidak tumbuh pada suhu di bawah 0oC dan di atas 45oC.
d. Oksigen
Oksigen
mempengaruhi pertumbuhan bagian tumbuhan di ats tanah maupun pertumbuhan akar
yang berada di dalam tanah. Jika tanah mengandung banyak oksigen, pertumbuhan
akar akan semakin baik.
e. Kelembapan
Kelembapan
udara dan tanah berpengaruh dalam proses pertumbuhan. Kelembapan udara
mempengaruhi proses penguapan air yang berhubungan dengan penyerapan nutrien.
Jika kelembapan udara rendah, penguapan akan meningkat sehingga penyerapan
nutrien pun semakin banyak. Keadaan ini akan memacu pertumbuhan tanaman.
f. gaya gravitasi
g. pH tanah
2.1.2 B. Faktor Dalam
1.
Gen
Gen penentu
pertumbuhan terdapat di dalam sel. Sel merupakan satuan hereditas kerena di
dalamnya terdapat gen yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat keturunan
atau hereditas. Gen juga berperan sebagai pembawa kode untuk pembentukan
protein, enzim, dan hormon. Enzim dan hormon ini mempengaruhi berbagai reaksi
metabolisme untuk mengatur dan mengendalikan pertumbuhan.
Setiap sel hidup
yang terdapat di dalam organisme akan memperoleh kelengkapan genetik yang
diturunkan induknya dan merupakan sumber informasi untuk melakukan pertumbuhan
dan perkembangan. Informasi genetik yang tepat perlu diterima oleh setiap sel
pada saat pembelahan sel terjadi, sehingga setiap organ pada tumbuhan dapat
berkembang pada jalur yang tepat. Dengan demikian, Pola pertumbuhan dan
perkembangan dikendalikan oleh gen.
2.
Hormon
Hormon tumbuhan
adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan dan
kemudian diangkut ke bagian yang lain, yang dengan konsentrasi rendah
menyebabkan suatu dampak fisiologis. Peran hormon adalah merangsang
pertumbuhan, pembelahan sel, pemanjangan sel, dan ada yang menghambat
pertumbuhan.
Saat ini telah
dikenal hormon auksin, giberelin, sitokinin, asam absitat, etilen, asam
traumatin, dan kalin.
2.1.3. Tahap-tahap pertumbuhan
- Perkecambahan
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). Factor yang mempengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen dan suhu.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu
a. Perkecambahan epigeal : Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh : perkecambahan kacang hijau.
b. Perkecambahan hypogeal : epikotil memanjang sehingga puluma keluar menembus kulit biji dan muncul diatas permukaan tanah sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh : perekcambahan kacang kapri. - Pertumbuhan primer
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh prmer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio. - Pertumbuhan
sekunder
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik kembali.
Ciri-ciri
jaringan meristemtik ini adalah mempunyai dinding yang tipis, bervakuola kecil
atau tidak bervakuola, stiplasma pekat dan sel-slenya belum berspeliasasi.
Ketika pertumbuhan berlangsung secara aktif, sel-sel meristem membelah dan membentuk
sel-sel baru. Sel baru yang terbantuk itu pada awalnya rupanya sama tetapi
setelah dewasa, sel-sel tadi berdiferensiasi menjadi jaringan lain.
Jaringan meristem ada dua jenis yaitu :
a. Jaringan meristem apix
b. Jaringan meristem lateral
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder yang meliputi:
A. Kambium gabus
B. Kambium fasis
C. Kambium interfasis
a. Jaringan meristem apix
b. Jaringan meristem lateral
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder yang meliputi:
A. Kambium gabus
B. Kambium fasis
C. Kambium interfasis
4. Pertumbuhan terminal
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang
tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan
perkembangan
a. Daerah pembelahan (daerah meristematik).
b. Daerah pemanjangan
c. Daerah diferensiasi
a. Daerah pembelahan (daerah meristematik).
b. Daerah pemanjangan
c. Daerah diferensiasi
2.1.4 Macam-macam pertumbuhan
- Pertumbuhan primer
adalah pertumbuhan yang
memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun
ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara
kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat auksanometer .
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
- Daerah
pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar.
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
- Daerah
perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan.
Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan
memanjang.
c.
Daerah diferensiasi sel,
merupakan daerah yang sel-selnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur khusus.
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur khusus.
2.
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat
menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan
aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan
aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
2.2. PH TANAH
2.2.1. Pengertian pH tanah
pH adalah derajat
keasaman
yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh suatu larutan.
Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas
ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia
bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.
Air murni bersifat netral,
dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH
kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan
dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran
pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri
pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa
(keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi
lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.
2.2.2. PENTINGNYA PH TANAH
pH
tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah
mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan Pospor
(P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang,
dan bertahan terhadap penyakit.
Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada pH antara 6,0 hingga 7,0.
Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.
Sebagai contoh, alfalfa tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 6,2 hingga 7,8; sementara itu kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.
Herbisida, pestisida, fungsisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman juga dapat meracuni tanaman itu sendiri. Mengetahui pH tanah, apakah masam atau basa adalah sangat penting karena jika tanah terlalu masam oleh karena penggunaan pestisida, herbbisida, dan fungisida tidak akan terabsorbsi dan justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran permukaan dimana hal ini akan menyebabkan polusi pada sungai, danau, dan air tanah.
Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada pH antara 6,0 hingga 7,0.
Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.
Sebagai contoh, alfalfa tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 6,2 hingga 7,8; sementara itu kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.
Herbisida, pestisida, fungsisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman juga dapat meracuni tanaman itu sendiri. Mengetahui pH tanah, apakah masam atau basa adalah sangat penting karena jika tanah terlalu masam oleh karena penggunaan pestisida, herbbisida, dan fungisida tidak akan terabsorbsi dan justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran permukaan dimana hal ini akan menyebabkan polusi pada sungai, danau, dan air tanah.
2.3. PENGARUH PH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN
Semasa pertumbuhan vegetatif, tanaman dipengaruhi oleh pH tanah (pH
= tingkat keasaman). Pengukuran dan deteksi pH sangat penting karena membantu
kita dalam mengambil tindakan.
Untuk menyiapkan tanah yang baik dan dapat menyerap pupuk secara optimal, diperlukan netralisasi tanah. Netralisasi bisa menggunakan campuran bahan kimia penetralisir seperti kapur dolomit dan lain-lain. Sebagian besar tanah di Indonesia bersifat asam (5.5 sampai 6), atau pH dibawah 7. Maka netralisasi tanah dilakukan dengan menaikan pH tanah mencapai pH 7 atau pH netral. Tapi pH 7 atau netral tidak selalu merupakan kondisi terbaik, ada beberapa tanaman yang tumbuh optimal di tanah yang bersifat sedikit asam atau sedikit basa.
Pengaruh tingkatan pH tanah terhadap tanaman adalah sebagai berikut:
- pH dibawah 4.5 (terlalu asam)
menyebabkan akar rusak sehingga kualitas dan jumlah panen turun. Terlihat pada saat perubahan tanaman dari fase vegetatif ke generatif.
- pH 5.5 sampai 6 (rata-rata tanah di Indonesia)
Terdapat unsur hara yang optimum untuk tanaman
- pH diatas 6
Pada tingkatan ini, tanaman akan terlalu vegetatif. Hal ini tidak berpengaruh pada kualitas buah karena berada di musim yang tidak tepat.
Menaikan atau menurunkan pH tanah juga berguna untuk pengendalian penyakit, pH tanah diubah agar tidak sesuai dengan kebutuhan pathogen, biasanya untuk tanaman umbi-umbian seperti kentang
Lihat Selanjutnya
Untuk menyiapkan tanah yang baik dan dapat menyerap pupuk secara optimal, diperlukan netralisasi tanah. Netralisasi bisa menggunakan campuran bahan kimia penetralisir seperti kapur dolomit dan lain-lain. Sebagian besar tanah di Indonesia bersifat asam (5.5 sampai 6), atau pH dibawah 7. Maka netralisasi tanah dilakukan dengan menaikan pH tanah mencapai pH 7 atau pH netral. Tapi pH 7 atau netral tidak selalu merupakan kondisi terbaik, ada beberapa tanaman yang tumbuh optimal di tanah yang bersifat sedikit asam atau sedikit basa.
Pengaruh tingkatan pH tanah terhadap tanaman adalah sebagai berikut:
- pH dibawah 4.5 (terlalu asam)
menyebabkan akar rusak sehingga kualitas dan jumlah panen turun. Terlihat pada saat perubahan tanaman dari fase vegetatif ke generatif.
- pH 5.5 sampai 6 (rata-rata tanah di Indonesia)
Terdapat unsur hara yang optimum untuk tanaman
- pH diatas 6
Pada tingkatan ini, tanaman akan terlalu vegetatif. Hal ini tidak berpengaruh pada kualitas buah karena berada di musim yang tidak tepat.
Menaikan atau menurunkan pH tanah juga berguna untuk pengendalian penyakit, pH tanah diubah agar tidak sesuai dengan kebutuhan pathogen, biasanya untuk tanaman umbi-umbian seperti kentang
Lihat Selanjutnya