BAB XI
Pengobatan tradisional: Melihat pengobatan alternatiF
HIV Aids dari Masyarakat
PENDAHULUAN
Tingginya biaya
perawatan penderita HIV mengakibatkan pasien tidak berobat secara rutin. Kemudian pengobatan tradisional
yang menjadi alternatif perawatan mereka. Salah satunya di Cina, pengobatan tradisional dipakai untuk
terminal illness: kanker, AIDS, agar
pasien dapat mengurangi ketergantungan
pada obat nyeri. Iklan yang beredar di
masyarakat menyebut bahwa pengobatan tradisional mampu mengurangi penderitaan
pasien HIV. Ramuan jamu Jawa, buah
naga merah, terapi doa, terapi air, detoksifikasi ala lokal/penyembuh dan
lainnya dipercaya mampu mengurangi dan memperpanjang hidup. Keuntungan pengobatan tradisional: mengurangi
biaya, tanpa efek samping, mengunggulkan kearifan lokal, hemat devisa,
upaya memasarkan ke luar negeri.
Dalam hubungannya dengan HIV/Aids,
memang belum ada penelitian yang membuktikan tentang hubungannya dengan musik.
Diakui oleh Monty bahwa di Indonesia sendiri belum ada penelitian mengenai hal
tersebut. Selama ini seluruh dunia hanya terfokus dengan bagaimana caranya
untuk membunuh virus HIV, dengan berbagai penelitian yang menggunakan
obat-obatan. Menurut Putu Oka Sukanta dari sidowayah yang ahli pengobatan
tradisional, sekarang adalah waktunya untuk mengalihkan perhatian dunia agar
tidak sekedar mencari obat yang jitu untuk membunuh virus, tetapi mecnoba
mencari jalan agar dapat meningkatkan kekebalan tubuh guna mengimbangi produksi
virus HIV. Hal ini didukung oleh Chris Green, yang melihat bahwa alternatif
lain seperti meningkatkan system kekebalan tubuh, selain mencari obat, harus
segera dilaksanakan, karena murah dan setidaknya dapat memperpanjang umur bagi
penderita HIV/AIDS. Musik yang diharapkan menjadi alternative pemecahan masalah
tersebut, memang dirasakan tepat, karena seperti yang dikemukakan oleh Monty,
musik dapat membuat orang merasa rileks atau santai. Jika tidak terbebani
stress, maka metabolism tubuh akan teratur dan lancer, yang secara otomatis
akan meningkatkan kekebalan tubuh.
Mahasiwa dapat mengenal tentang
pengobatan tradisional dan mengetahui pemahaman masyarakat dalam menangani
sebuah penyakit, terutama mengenai HIV/Aids.
Kemudian bagaimana perkembangan dari pengobatan tradisonal atau pengobatan
alternatif yang dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai dengan kebutuhan
penderita dan mampu dijangkau secara lebih ekonomis.
Masyarakat biasanya memiliki
keterbatasan secara ekonomi, terlebih untuk urusan sakit. Selain itu
perkembangan pengobatan modern untuk HIV/Aids yang terkenal dengan biayanya
yang tinggi membuat kehadiran pengobatan tradisional menjadi sebuah alternatif
untuk dilakukan secara rutin. Dengan mempelajari materi mengenai pengobatan
alternatif di masyarakat ini maka akan dapat dilihat bagaimana ini terkait
dengan ekonomi, sosial dan juga budaya yang secara psikologis kekuatannya lebih
dapat dirasakan.
Learning Outcomes Mahasiswa mampu menunjukkan
bagaimana pengobatan tradisional untuk HIV/AIDS berfungsi secara sosial dalam
sebuah masyarakat.
PENYAJIAN
Dengan
menampilkan beberapa profil mengenai apa saja pengobatan tradisional yang
dianggap mampu mengatasi penyakit HIV/Aids, dan memberikan sebuah contoh
seperti musik yang dapat menjadi sebuah alternative baru dalam menangani
penyakit tersebut.
Aktivitas: mahasiswa akan membaca artikel kemudian dipresentasikan di depan kelas
yang akan didampingi oleh dosen untuk kemudian melakukan diskusi bersam dengan
peserta kuliah.
Tugas: mahasiswa akan disuruh
untuk melihat apa fungsi dari pengobatan tradisional dalam mereduksi penyebaran Virus ini.
Latihan:
mencari tahu
bagaimana masyarakat menanggapi permasalahan HIV/AIDS.
Rangkuman: dari sesi ini akan dipahami mengenai pengobatan tradisonal yang mampu
memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengobatan dunia. Dan bagaimana
kehadiran pengobatan alternative seperti music mampu memberikan efek yang murah namun bermanfaat
tinggi.
PENUTUP
q Tes untuk menyebutkan fungsi apa
saja yang didapatkan dengan pengobatan alternatif dari masyarakat untuk
mencegah penyebaran virus HIV/AIDS.
q Petunjuk penilaian dan umpan balik, mereka akn berdiskusi mengenai bahan materi yang dipresentasikan kemudian dosen
akan menjadi fasilitator bagi mahasiswa.
q Tindak lanjut: Minggu depan tugas
selanjutnya harus dikerjakan sesuai dengan kesepakatan bersama yaitu
ditulis/diketik dalam kertas kuarto.
Artikel / File ini diambil dari elisa.ugmac.id dimana file ini merupakan karya dari dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM pengampu materi kuliah Antropologi HIV Dan Aids- Atik Triratnawati