Bab VI
HIV/AIDS dan Peliputan di Media
PENDAHULUAN
Deskripsi: Peliputan di media yang salah dalam menyebut gejala, tanda,
upaya pencegahan dan kelompok berisiko terkena HIV/AIDS mengakibatkan adanya
persepsi yang salah tentang HIV?AIDS baik pada pejabat, pemuka agama, guru,
tokoh masyarakat dan masyarakat awam. Mereka cenderung akan memerangi PSK
maupun lokalisasi sementara penyebab HIV adalah virus, mestinya yang diperangi
virusnya bukan profesi maupun tempat kerja. Manusia khususnya perempuan PSK jangan dijadikan bulan-bulanan penyebab,
sementara perilaku manusia seperti laki-laki yang gonta ganti pasangan justru
tidak diperangi.
Jurnalisme berempati kepada korban adalah dasar pendekatan dalam peliputan
di media, akan tetapi banyak wartawan yang tidak melakukan pemberitaan yang
benar. Tidak memuat foto korban, alamat, nama, umur, jenis kelamin bahkan nama
desa/kantor/keluarga menjadi hal yang penting sebagai syarat jurnalisme
berempati.
Manfaat: jurnalisme yang baik harus mampu berempati kepada korban kasus
HIV/AIDS, bukan menyudutkan bahkan menghakimi korban seperti yang selama ini
ada di peliputan berita di media massa/
Relevansi: media besar perannya sebagai agent of change maupun edukasi yang
benar di masyarakat terkait wabah HIV/AIDS
Learning outcome: mahasiswa faham dengan benar apa peran peliputan di media
terhadap kasus HIV/AIDS dan dampaknya di masyarakat.
PENYAJIAN
Penyajian: PPT berisi pengertian jurnalisme berempati yang bisa dilatihkan
kepada wartawan serta bagaimana media memberitakan hal yang salah tentang
HIV/AIDS. Pemuka masyarakat dan pejabat, tokoh bahkan ahli kesehatan pun masih
memberitakan hal yang salah tetang HIV/AIIDS
Ilustrasi: Diberikan beberapa contoh peliputan media yang tidak berempati
kepada korban.
Aktivitas: Mahasiswa mendiskusikan dengan sesama teman kaitan antara
jurnalisme berempati dengan penderita HIV/AIDS
Tugas: mahasiswa mencari 1 berita dari media massa yang memberitakan hal
yang benar dan salah tentang HIV/AIDS dan penderitanya
Latihan: tugas dikumpulkan minggu depan, dengan sumber dari media massa,
majalah, atau internet
Rangkuman: peran jurnalisme penting sekali dalam pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS, oleh karenanya media haruslah benar dalam menyampaikan
informasi terkait HIV/AIDS.
PENUTUP
Tes formatif dan kuncinya: tugas individual akan dibaca dan diberi komentar
oleh dosen
Petunjuk penilaian: tugas dinilai dengan kategori A baik sekali, B baik,
dan C cukup
Tindak lanjut: paper dikembalikan kepada mahasiwa agar dipahami mana yang
sudah benar mana yang masih salah.
Artikel / File ini diambil dari elisa.ugmac.id dimana file ini merupakan karya dari dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM pengampu materi kuliah Antropologi HIV Dan Aids- Atik Triratnawati