Budidaya Cacing Sutera
Oleh : Mahmud Efendi, A.Md(Penyuluh Kec Parakan)
Cacing sutera (Tubifex), sering juga disebut
cacing rambut atau cacing darah merupakan cacing kecil seukuran rambut berwarna
kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm, dengan tubuh berwarna merah
kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di
perairan jernih yang kaya bahan organik.
Cacing
rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat dipilih untuk
memberi makan ikan yang anda pelihara, terutama pada saat fase larva hingga
benih ataupun untuk ikan hias anda karena memiliki kandungan nutrisi yang baik
dan cenderung seimbang dan sangat bagus untuk pertumbuhan ikan.
Di dalam
tubuh cacing sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak, yang oleh
karena itu merupakan pakan yang baik untuk ikan, tidak terkecuali ikan yang
dipelihara manusia seperti lele atau ikan hias.
Cacing
sutera biasanya diperoleh dengan cara menambang/mengambilnya dari sungai.
Kegiatan penambangan ada yang dilakukan dengan cara menyelam. Apabila seorang
penyelam menemukan koloni cacing sutera di dasar sungai, maka koloni cacing
tersebut akan ditambang (diangkat) dari dasar sungai. Namun apabila
penyelam tidak menemukan koloni cacing sutera di dasar sungai yang diselami,
maka dia akan berpindah ke lokasi lain, yang jaraknya bisa beberapa kilometer
dari lokasi semula.
Kegiatan
penyelaman/pengambilan cacing tersebut dilakoni karena nilai ekonomi cacing
sutera yang cukup menjanjikan. Harga cacing sutera berkisar antara Rp. 5.
000,00 sampai Rp. 7.000,00 per satu kaleng kecil (250 ml/kaleng susu).
Kini banyak
upayayang dilakukan untuk mengembangkan budidaya cacing sutera di daratan.
Dengan budidaya tersebut diharapkan mempermudah pengguna cacing sutera,
setidaknya tidak perlu lagi menyelam ke dasar sungai yang pekat yang dalamnya
mencapai 7 m bahkan lebih.
Pengembangan
budidaya cacing sutera saat ini sudah banyak dilakukan. Teknik budidaya cacing
sutera secara umum dapat dilakukan pada media lumpur yang dicampur dengan
kotaran ayam dan bekatul. Bibit cacing sutera yang diperoleh dari alam
ditanamkan ke dalam media tersebut setelah dikarantina terlebih dahulu untuk
menghilangkan bakteri patogen yang dibawa dari habitat asalnya. Sebelum
ditanami cacing sutera, media difermentasi terlebih dahulu dengan direndam air
selama lebih kurang 3 hari. Selama proses budidaya, media dialiri air dengan
debit sekitar 3 liter per detik. Panen cacing sutera dapat dilakukan seminggu
sampai dua minggu setelah ditanam. Jika dibiarkan terlalu lama, maka jumlah
cacing sutera akan berkurang kembali, karena secara alami terjadi persaingan
antar-cacing itu sendiri.
Hasil
produksi dari budidaya cacing sutera mencapai dua kali lebih banyak
dibandingkan di habitat aslinya. Apabila budidaya dilakukan di pinggir sungai,
maka produksi akan lebih banyak lagi. Dengan demikian budidaya cacing sutera
yang sudah mulai diperkenalkan saat ini bisa meningkatkan penghasilan,
mengingat permintaan cacing sutera masih cukup tinggi.
Apabila
hasil budidaya cacing sutera kita mencapai 200 kaleng per minggu. Kalau
harganya Rp. 5000,00 per kaleng, maka penghasilan kita bisa mencapai Rp. 1 juta
per minggu. Jumlah penghasilan yang tidak bisa dikatakan kecil untuk ukuran
masyarakat saat ini.
A. Cacing Sutera untuk Budidaya Ikan
Hias
Cacing
sutera di toko-toko tempat penjualan ikan hias kadang kala kosong, mungkin
karena stok di pembudidaya belum ada. Anda jangan khawatir dan pasrah dengan
keadaan, cobalah mandiri dan mulailah budidaya cacing sutera dari sekarang.
Budidaya
cacing sutera sangat
bermanfaat untuk ikan hias, salah satunya ikan cupang. Budidaya cacing
sutera sangat mudah dan gampang, tidak repot dalam pemeliharaan, serta
pakan cacing yang relatif murah bila anda beli. Budidaya cacing sutera
adalah solusi untuk lebih irit biaya dan mudah mendapatkanya ketimbang anda
beli yang belum tentu ada.
Dengan
mengkonsumsi cacing sutera ini ditambah dengan suplemen makanan ikan menjadikan
ikan cupang indah warnanya dan sehat. Manfaat cacing sutera untuk ikan
cupang lumayan banyak diantaranya memperkokoh ekor dan membuat mental ikan
cupang anda lebih berani. Maka dari itu cacing suteraselain bisa dikonsumsi
juga sangat penting bila dijadikan makananikan cupang. Dan tak ada salahnya
jika kita membuka budidaya cacing sutera karena tidak terlalu repot
untuk pengelolaannya. Apa yang harus diperhatikan dapat kita simak pada wacana
berikut ini.
B.
Habitat(Tempat Hidup)
Cacing ini
hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm.Seperti hewan air lain maka
air memegang peranan penting buat kelangsungan hidup cacing ini. Parameterair
yangoptimal untuk Budidaya cacing sutra adalah:
• pH
: 5,5 -8,0
• Suhu : 25 – 28 C
• DO(oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm
• Amoniak : <3 span="">3>
• Suhu : 25 – 28 C
• DO(oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm
• Amoniak : <3 span="">3>
Cacing sutra
merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara
eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua
sebelum menetas.
Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur.
Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur.
Berikut
teknik budidaya cacing sutra:
1.Persiapan Bibit
1.Persiapan Bibit
Bibit bisa
dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
2. Persiapan Media
Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
2. Persiapan Media
Media
perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang
dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat
petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10
cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.
3. Pemupukan
Lahan di
pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan
pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.
Cara
pembuatanpupuknya :
v
Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
v
Siapkan bakteri EM4 untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Cari di toko
pertanian atau toko peternakan atau balai peternakan.
v
Aktifkan/Kembangkandulu bakterinya.
Caranya ¼
sendok makan gula pasir
+ 4ml EM4 +
dalam 300ml air terus
diamkankuranglebih
2 jam.
v
Campur cairan itu ke 10kg kotoran ayamyang dah di jemur tadi, aduk hingga rata.
v
Selanjutnyamasukkan ke wadah yang tertutuprapat selama 5 hari
Mengapa
harusdifermentasi?
Karena
dengan fermetasi maka kandungan N-organik dan C-organik bakal naek sampai 2
kalilipat
4.
Fermentasi
Lahan
direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
5. Penebaran
Bibit
Selama
Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik
6. Tahapan
Kerja Budidaya Cacing Sutra
Cacing sutra
atau cacing rambut memang telah sejak lama dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif
pakan ikan. Harga jual yang relatif tinggi, membuat bisnis cacing sutra cukup
banyak dilirik orang.
Namun
sayangnya, tidak banyak orang yang memahami teknis pembudidayaan cacing sutra
ini. Berikut tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing
sutra:
Ø
Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm.
Ø
Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur.
Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolamdibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolamdibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
Ø Pipa
Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet)dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi
dengan baik.Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon
berdiameter 2 inci dengan panjangsekitar 15 cm.
Ø Usai
pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan
danbenda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif
datar atau tidak bergelombang.
Ø Dasar
kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang
dianggapbanyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai
10 cm.
Ø
Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar
terlihat rata dantidak terdapat lumpur yang keras.
Ø
Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan
lumpur
tersebut.
Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di
semuabagian.
Ø
Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan,
kemudiansebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
Ø
Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5
cm, sesuaipanjang pipa pembuangan.
Ø
Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
Ø
Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas
yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma
busuk lagi.
Ø
Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih
dahulu di dalambaskom agar gumpalannya buyar.
Ø
Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke
seluruhpermukaan kolam secara merata.
Ø
Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.
Selain hal
tersebut diatas, ada beberapahal yang penting untuk anda perhatikandalam
budidaya cacing sutera antara lain sebagai berikut:
ü Wadah budidaya dapat berupa parit beton atau
wadah yang dilapisi plastik, lebar 0,5 meter.
ü Pakan cacing sutra bisa berupa campuran
kotoran ayam segar 50% dan lumpur kolam 50%. Tinggi media 5 cm.
ü Pemupukan ulang dilakukan dengan menambahkan
kotoran ayam sebanyak 9% dari volume awal, dilakukan setiap minggu.
ü Media dialiri air irigasi, dengan debit air
900 ml/menit.
ü Benih cacing rambut ditebar sehari sesudah
media kultur dialiri air, yaitu sebanyak 2 gram/ m2.
7. Makanan Cacing Sutra
Karena
cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga butuh
makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau
sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan
makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang
dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga
harus menyediakan makanannya tersebut.
8. Panen
ü Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya
berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut bisa dipanen setiap dua
minggusekali.
ü Cara pemanenan cacing suteradengan menggunakan
serokhalus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media
budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira –kira 1 cm
diatas media budidaya agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya.
Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam.
Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan
tangan.
ü Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak
30 – 50 gram/m2 per dua minggu.
ü Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan
berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap
harinya.