Home » » Self Control

Self Control

Written By profitgoonline on Monday, 3 June 2013 | 21:13

Self Control
(Semester Genap 2005/2006)

Tujuan :
  1. Agar mahasiswa memahami mengenai self control
  2. Agar mahasiswa mengerti lhal-hal yang menjadi masalah dalam melakukan  self control
  3. Mahasiswa memahami langkah-langkah dalam prosedur self control

Self Control atau pengelolaan diri adalah prosedur dimana seseorang mengarahkan atau mengatur perilakunya sendiri. Masalah yang ada pada self control biasanya ada dua, yaitu masalah akan adanya perilaku yang berlebihan (problems of behavior excesses), atau adanya perilaku yang kurang sehingga harus ditambah (problems of behavioral deficiencies).

A.   Problems Of Behavior Excesses
    1. Immediate Reinforcers VS Delayed Punishers
Melakukan sesuatu yang mendapatkan pengukuhan yang segera, namun ada hukuman yang tertunda atas tercapainya pengukuh segera tersebut.
Misalnya : seorang anak yang berbohong pada orangtuanya agar dapat pergi bersama teman-temannya, padahal pekerjaan rumahnya masih belum selesai.
    1. Immediate Reinforcers VS Cummulative Significant Punishers
Melakukan sesuatu yang akan mendapatkan pengukuh dengan segera, namun akan mendapatkan hukuman yang tertunda dengan jumlah hukuman yang berlipat.
Misalnya : makan makanan yang rasanya enak tapi berkadar kolesterol tinggi.
    1. Immediate Reinforcers (For Problem Behavior) VS Delayed Reinforces
Pengukuhan langsung versus pengukuhan yang tertunda.
MIsalnya : seorang mahasiswa akan ujian, namun teman kostnya meminjam film bagus yang ingin ia tonton. Apabila mahasiswa itu memilh belajar, maka ia akan mendapatkan nilai bagus nantinya. Namun apabila mahasiswa itu memilih untuk menonton film, maka ia akan mendapatkan kesenangan yang segera.

B.   Problems Of Behavioral Deficiencies
1.    Immediate Small Punisher VS Reinforcers That Are Cummulatively Significant
2.    Immediate Small Punishers For A Behavior VS Immediate But Highly Improbable Major Punisher If The Behavior Doesn’t Occur
3.    Immediate small punisher for a behavior vs a Delayed major punisher if the behavior doesn’t occur

Langkah-langkah Dalam Prosedur Self Control
  1. Spesifikasi Masalah
    1. Tentukan tujuan perilaku dengan rinci, konkrit, dan wajar
    2. Buat daftar bukti yang menyatakan bahwa program control diri telah berhasil.
    3. Cantumkan beberapa orang yang punya tujuan sama. Amati, dan berikan alasan mengapa mereka berhasil dan mengapa mereka tidak berhasil.
    4. Buat  daftar perilaku yang dapat membantu tercapainya tujuan
  2. Membuat Komitmen Untuk Berubah
    1. Buat daftar keuntungan apabila program ini berhasil
    2. Atur lingkungan : ada orang lain yang mengingatkan
    3. Siapkan waktu dan energi untuk melakukan program
    4. Rencanakan cara untuk mengatasi gangguan
  3. Mengambil Data dan Analisis Penyebab
    1. Ambil data tentang munculnya masalah : kapan, dimana, seberapa sering?
    2. Catat frekuensi permasalahan
    3. Analisis anteseden & konsekuensi yang memelihara perilaku : dasar untuk menyusun strategi berikutnya
  4. Merancang Program
    1. Manage The Situation
i.              Self Instruction
ii.             Modelling
iii.            Mengatur lingkungan
iv.           Mengurangi kontak dengan orang lain
v.            Menentukan waktu
    1. Manage The Behavior
                                          i.    Chaining : tiap perilaku kecil merupakan syarat bagi perilaku selanjutnya.
                                         ii.    Incompatible Behavior : Perilaku bermasalah diganti perilaku lain yang lebih tepat.
                                        iii.    Shaping : Membentuk perilaku secara bertahap
    1. Manage The Consequences
i.      Utilizing Feedback : cermin, tape recorder, video, self monitoring
ii.     Menyediakan self reward
iii.    Mencatat keuntungan melakukan program
iv.   Administering Punishment

Keunggulan Self Control
1.    Klien aktif
2.    Perubahan yang diperoleh lebih tahan lama

Kelemahan Self Control
  1. Tergantung kesadaran, ketelatenan, dan motivasi klien
  2. Perilaku yang bersifat pribadi sulit dideskripsikan (malu, cemas), sulit dimonitor dan dievaluasi
  3. Pengukuh imajinasi hanya disarankan untuk klien yang baik daya khayalnya
  4. Penggunaan imajinasi sebagai pengukuh hukuman dapat melebihi takaran tanpa diketahui orang lain.


Daftar Bacaan :
Martin, Garry & Pear, Joseph. 2003. Behavior Modification, What It Is and How To Do It, 7th Ed. Pearson Education International. New Jersey



Artikel / File ini diambil dari elisa.ugmac.id dimana file ini merupakan karya dari dosen Fakultas Psikologi UGM pengampu materi kuliah Modifikasi Perilaku
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : BIOLOG-INDONESIA | Fanspage Facebook | Twitter
Copyright © 2013. Materi Kuliah - All Rights Reserved
Published by Profitgoonline