BAB
III
Kelompok berisiko dan perilaku
berisiko
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat: Ada pemahaman yang berbeda antara kelompok berisiko
dengan perilaku berisiko. Kelompok berisiko adalah menunjuk pada laki-laki
maupun perempuan yang mempunyai profesi tertentu dan rentan tertular HIV/AIDS
seperti: PSK, ibu rumah tangga, bayi, dokter, dokter gigi, petugas kesehatan,
penerima donor darah, pennguna jarum suntik berganti-ganti dan sebagainya.
Sementara perilaku berisiko adalah mereka yang melakukan seks tidak aman
seperti: tidak memakai kondom, sodomi
(lewat lubang dubur), seks pranikah, seks di luar perkawinan, dimana mereka
umumnya melakukan hal itu tanpa memakai kondom. Pada kelompok muda/remaja
pacaran yang terlalu jauh sampai melakukan hubungan seks tanpa kondom dianggap
tidak akan menularkan HIV/AIDS. Padahal perilaku itu meski hanya dilakukan satu
kali selain akan menimbulkan kehamilan juga tertularnya HIV dari satu orang ke
orang lain. Pasangan sejenis juga merasa bahwa jika dubur/mulut mereka bersih
dianggap tidak akan menularkan, padahal lewat cairan dari kedua lubang ditambah
perlukaan yang terjadi menjadi media penularan.
Manfaat: pemahaman mengenai kelompok berisiko dan perilaku berisiko akan
menghindarkan seseorang dari stigma atau pemahaman yang salah mengenai kelompok
yang rentan tertular penyakit ini.
Relevansi: Masyarakat atau individu harus mampu mengindentifikasi kelompok
berisiko dan perilaku berisiko karena kedua hal ini sering dianggap sama.
Learning outcome: Kelompok berisiko dan perilaku berisiko harus menjadi
target pencegahan HIV/AIDS sehingga tidak setiap orang berisiko tertular,
melainkan ada kriteria tertentu terkait dengan perilakunya.
PENYAJIAN
Penyajian: PPT akan menjelaskan mengenai kelompok umur berisiko dan
perilaku berisiko serta siklus hidup remaja yang juga rentan tertular HIV/AIDS
terkait dengan perilaku seksual maupun gaya hidupnya.
Ilustrasi: Kasus –kasus remaja yang mati karena HIV/AIDS akibat narkoba
Aktivitas: diskusi mengenai kelompok profesi tertentu yang rentan tertular
dan menularkan HIV/AIDS pada pasangan/peergroupnya.
Tugas: -
Latihan:-
Rangkuman: Pemahaman yang benar mengenai kelompok berisiko dan p[perilaku
berisiko akan menghindarkan dari stigmatisasi pada kelompok maupun profesi
tertentu yang sering dianggap sebagai penyebab HIV/AIDS.
PENUTUP
Tes formatif: bagaimana remaja menghindarkan diri dari perilaku seks bebas?
Kunci tes formatif: healthy sexual life mesti dipahami dengan baik,
ditambah peran norma agama dan kesusilaan harus menjadi pedoman hidup
Tindak lanjut: perlu pemikiran/diskusi lebih jauh mengenai kehidupan remaja
beserta dampak pengaruh seks bebas
Artikel / File ini diambil dari elisa.ugmac.id dimana file ini merupakan karya dari dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM pengampu materi kuliah
Antropologi HIV Dan Aids- Atik Triratnawati