Home » , » Soal Dan Jawaban Buku Panduan praktikum Makropaleontologi Jurusan Teknik Geologi UGM

Soal Dan Jawaban Buku Panduan praktikum Makropaleontologi Jurusan Teknik Geologi UGM

Written By profitgoonline on Tuesday, 4 June 2013 | 11:05

Fossil adalah benda alam yag berupa tubuh atau cangkang organisme , bekas , jejak atau sisa kehidupanya , yang oleh proses alamiah terawetkan dan terekan terutama dalam batuan sedimen , terutama yang berbutir halus dan berumur pra -holosen ( lebih dari 11.000 tahun yang lalu )Syarat pokok terjadinya fossil :
a) Organism tersebut harus memiliki bagian yang keras
b) Organism tersebut harus terhindar dari kehancuran setelah mati
c) Organism tersebut setelah mati harus segera terkubur oleh material yang dapat menahan terjadinya pembusukan
Pengawetan bagian keras asli dari organism :
a) Fosil yang bersifat karbonatan : ex. Cangkang kerang , siput dan koral
b) Fosil yang bersifat fosfatan : ex. Fosil gigi ikan hiu dan gading stegodon ( gajah purba)
c) Fosil yang bersifat silikatan : ex.diatome dan radiolaria
d) Fosil yang bersifat khitinan : ex.golongan Arthropoda
FILUM YANG DIPELAJARI :
COELENTERATA :

Hewan yang beronga
Soliter dan berkoloni
Polip dan medusa
Kelasnya :
- Hydrozoa
- Schipozoa
- Anthozoa
BRACHIOPODA

Binatang cangkang 2 yang berbeda satu sama lain
Pedicle valve ( ventral) dan brachial valve ( dorsal )
Ventral : punggung
Dorsal : perut
Kelas :
- Inartikulata : brachiopoda yang tidak mempunyai otot untuk menggabungkan cangkangnya
- Artikulata : brachiopoda yang memiliki cangkang untuk menggabungkan cangkangnya
MOLUSKA
Kelas :
Gastropoda
Cangkang 1 terputar trochospiral
- Terputar keatas
- Terputar pada 2 bidang ( x,y)
Cangkang 1 terputar tropospiral
- Terputar pada 1 bidang
Tropospiral dekstral : kanan
Tropospiral ventral : kiri
Palecypoda
- Cangkang setangkup sama besar
Cephalopoda
Bercangkang 1 terputar planispiral
Echinodermata
Simetri kelipatan 5 , berbintil- bintil ditumbuhi duri
ARTHROPODA
Memiliki ruas ruas ( berbuku – buku )
Kelas :
- Trilobite
- Ostracoda
- Balanus

I. COELEANTERATA
1. Arti dari beberapa istilah di bawah ini :
a. Medusa adalah salah satu bentuk dari Coelenterata yang dapat bergerak bebas dan bentuknya seperti payung.
b. Polip adalah salah satu bentuk dari Coelenterata yang tidak dapat bergerak bebas dan biasanya hidup menempel pada suatu dasar, bentuknya memanjang dan membentuk rangka luar bersifat gampingan yang disebut corralite.
c. Enteron adalah bagian dalam dari tubuh coelenterata yang berwujud polip yang terdapat pada pusat tubuh, dimana enteron tersebut sering disebut dengan coelenteron.
d. Corallite adalah adalah nama dari rangka luar yang bersifat gampingan dari binatang koral yang biasanya disebut polyp. Dimana corralite berbentuk cawan atau kantong yang berkembang ke arah luar maupun ke arah atas.
e. Calyx adalah tempat tinggal dari polyp yang berupa lekukan tengah yang berbentuk cawan pada bagian atas drai corralite.
f. Solitary coral adalah koral yang hidupnya tidak membentuk koloni , mampu bergerak bebas yang merupakan golongan ubur – ubur dimana tubuhnya brebentuk payung.
2. Fungsi septa dari cangkang koral adalah sebagai pembatas antara kamar – kamar koral tersebut.
3. Yang akan saya kerjakan dalam praktikum nanti adalah termasuk dalam kelompok polip, karena yang membentuk fosil adalah polip karena polip memilki cangkang yang keras, medusa tidak memiliki cangkang yang keras sehingga tidak dapat membentuk fosil, jika medusa dapat membentuk fosil hanya dalam keadaan yang sangat khusus.
4. Boundstone terdiri atas fosil Porites dan Meandrina tersingkap di Pegunungan Selatan DIY pada elevasi 450 m.
a. Kesimpulan secara geologis yang dapat ditarik dari data tersebut adalah sebagai berikut : Rentang hidup Porites dari Triasik Tengah sampai sekarang (recent). Rentang hidup Meandrina drai Triasik Tengah sampai sekarang (recent) ( Shrock & Twenhofel, 1953). Jadi dapat disimpulkan bahwa batuan tersebut berumur Triasik Tengah sampai sekarang (recent). Dan lingkungan pengendapan/pembentukan batuan tersebut adalah pada laut dangkal yang jernih, cukup sinar matahari, tidak terdapat kandungan lumpur dalam air, dan daerah tersebut terdapat arus. Dan batuan tersebut pasti menumpang diatas batuan lain karena koral (reef) hanya dapat tumbuh diatas bidang yang sudah kokoh (berupa batuan yang sudah terlitifikasi). Batuan tersebut sudah mengalami pengangkatan oleh proses tektonik sehingga sekarang ditemukan pada elevasi 450 m yang dulunya terdapat pada ketinggia dibawah 0 m.
b. Asosiasi batuan karbonat berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan yang akan terbentuk adalah Bafflestone, Framestone, Rudstone, dan Grainstone. Secara prinsip batuan yang terbentuk adalah batuan yang bebas lumpur, baik berupa fragmen (Rudstone dan Grainstone) maupun fosil utuh (Framestone dan Bafflestone) dari koral tersebut.
5. Terdapat percampuran fosil Acropora dan Heliophylum pada percampuran batuan klastika dan bukan klastika, maka yang berwujud klastika adalah fosil Acropora, sedangkan yangtidak berbentuk klastika adalah fosil Heliophylum. Karena bentuk tubuh dari Acropora berbentuk koral yang bercabang-cabang banyak dan panjang sehingga mudah pecah atau patah oleh energi gelombang dan membentuk klastika – klastika. Sedangkan bentuk dari Heliophylum lebih membulat dan kompak tanpa cabang-cabang sehingga lebih sulit untuk dipecahkan atau dipatahkan oleh energi gelombang.
6. Pembagian genus Coeleanterata berdarkan hidup soliter atau koloni.
Genus Soliter Koloni
Favia
Halysites
Meandrina
Lopophylidium
Fungia
Acropora
Favosites
Heliophylum

7. Di laut Arctic terdapat pulau Spitzbergen yang beriklim dingin, yang terletak pada lintang utara 78 di mana terdapat lapisan batuan Paleozoik ( Perm ) yang mengandung banyak fosil koral pembentuk terumbu. Berdasarkan gejala ini maka tafsiran paleoklimatis serta global tektonik yang dapat ditarik adalah : Paleoklimatik pada saat lapisan batuan tersebut terendapkan adalah iklim tropis yang udaranya hangat dan banyak sinar matahari yang sangat cocok untuk pertumbuhan koral. Pulau tersebut berpindah karena pulau tersebut “menumpang” diatas kerak yang mengalami pergerakan.

II. BRACHIOPODA
1. Perbedaan
Brachiopoda Articulata : memiliki hinge teeth dan hinge line
Contoh : Brachyspirifer
Brachiopoda Inarticulata : tidak memiliki hinge teeth dan hinge line
Contoh : Lingula
2. Persamaan antara cangkang Brachiopoda dan Pelecypoda :
 Cangkang sepasang atau setangkup.
 Kesamaan morfologi cangkang berupa Beak, dan ornamentasi cangkang berupa garis tumbuh yang secara konsentris membesar menjauhi beak
Cangkang Brachiopoda :
 Pada kenampakan muka cangkang memperlihatkan kenampakan yang simetris ke arah kiri dan kanan, sedangkan pada kenampakan samping kenampakan cangkang asimetris
 Arah anterior dan posterior ditentukan berdasarkan bentukan cangkang (pedicle valve) dan berarah vertikal
 Pembagian/pembedaan cangkang didasarkan oleh besarnya cangkang dan ada tidaknya pedicle opening (pedicle valve dan brachial valve).
 Beak tegak (tidak miring)
Cangkang Pelecypoda :
 Pada kenampakan muka cangkang memperlihatkan kenampakan yang asimetris, sedangkan pada kenampakan samping cangkang memperlihatkan kenampakan simetris.
 Arah anterior dan posterior ditentukan berdasarkan bentukan cangkang dan arah kemiringan beak (lateral)
 Pembagian/pembedaan cangkang didasarkan oleh arah tonjolan beak (snistral dan dekstral).
 Beak miring atau menonjol ke satu arah.
Gambar Brachiopoda (kiri) dan Pelecypoda (kanan)
Tampak muka

Tampak samping

Tampak muka

Tampak samping

3. a. Beak : bagian dari cangkang yang menonjol
b. Brachial valve : valve atau cangkang brachiopoda yang berukuran lebih kecil
c. Costae : bagian yang menonjol dari plication
d. Lophophore : 2 buah tentakel yang berbulu getar (cilia) yang terpilin (p.18 al.3)
e. Orthid :golongan brachiopoda yang mempunyai bentuk setengah lingkaran, bikonvex, mempunyai garis pertautan (hinge line) yang lurus serta hiasan yang bersifat radial.
4. Brachiopoda memiliki range umur panjang (sampai recent) dan abundansinya pada paleozoik.
5. a. Persamaan Spirifer dengan Rafinesquina :
 cangkang setangkup
 termasuk kedalam Brachiopoda Artikulata (memiliki hinge teeth dan hinge line).
Perbedaan Spirifer dengan Rafinesquina :
 bentuk dasar cangkang dimana pada Spirifer terdapat lekukan pada bagian fold memberikan kenampakan bentuk hati, sedangakan pada Rafinesquina berupa lengkungan yang menerus
 Pada cangkang Spirifer memiliki lipatan (fold), sedangkan Rafinesquina tidak memiliki lipatan
 Pola plication pada Spirifer cenderung memiliki bentuk konvex dari arah Beak menuju ujung cangkang, sedangkan pada Rafinesquina berbentuk konkaf atau cekung.
 Separasi plication yang lebih besar pada Spirifer
 Tonjolan beak pada Spirifer lebih besar daripada pada Rafinesquina
b. Persamaan Rafinesquina dengan Platystrophia :
 Bentuk dasar cangkang yang hampir sama berupa lengkungan yang menerus
 Bentukan beak yang tidak terlalu menonjol
Perbedaan Rafinesquina dengan Platystrophia:
 Separasi plication yang lebih besar pada Platystrophia dibandingkan Rafinesquina
 Pada cangkang Platystrophia memiliki lipatan (fold), sedangkan Rafinesquina tidak memiliki lipatan
 Pada Platystrophia terdapat dua plication yang lebar dan berkembang menjadi fold ke bagian tengah cangkang, sedangkan pada Rafinesquina plication berukuran sama tanpa lipatan dibagian tengah cangkang.
c. Persamaan Atrypa dengan Lingula :
 Termasuk kedalam Brachiopoda Inartikulata (tidak memiliki hinge teeth dan hinge line).
 Cangkang tidak memiliki lipatan (fold)
 Pola garis tumbuh konsentris dan membesar ke arah luar dari beak
Perbedaan Atrypa dengan Lingula :
 Atrypa memiliki plication sedangakan Lingula tidak
 Bentuk dasar cangkang Lingula berbentuk elipsoid, sedangkan pada Atrypa bentuk dasar cangkang lebih variatif dalam lengkungannya membentuk kenampakan yang lebih membundar.
 Bentuk kenampakan cangkang pada Lingula adalah bikonveks dilihat dari samping, sedangkan pada Atrypa bentuk cangkang relatif lebih plan-konveks.
d. Persamaan Pentamerus dengan Terebratula :
 Termasuk kedalam brachiopoda artikulata
Perbedaan Pentamerus dengan Terebratula :
 Terebratula memiliki permukaan cangkang yang halus tanpa ornamentasi, sedangkan pentamerus memiliki ornamentasi pada permukaan cangkangnya.
 Terebratula mempunyai lophophore yang ditopang oleh loop yang bersifat gampingan, sedangkan pentamerus.
 Beak pada terebratulla menggantung sedangkan pada pentamerus menempel.
e. Persamaan Juresania dengan Atrypa :
 Bentuk dasar cangkang relatif plan-konveks
 Termasuk kedalam Brachiopoda Inartikulata (tidak memiliki hinge teeth dan hinge line).
 Plication berorientasi melengkung menjauhi Beak dalam bentuk cekung (konkaf)
Perbedaan Juresania dengan Atrypa :
 Pola plication pada Atrypa menerus dari Beak ke arah luar, sedangkan pada Juresania terputus-putus
 Brachial valve pada Juresania relatif menutupi pedicle valve, sedangkan pada Atrypa tidak
 Bentukan cangkang pada Juresania melengkung dan menerus, sedangakan pada Atrypa relatif bergelombang.
6. Fungsi dari pedicle adalah untuk menambatkan diri pada dasar, sehingga tidak terbawa oleh arus atau gelombang dan untuk menambatkan diri selama mencari makanan.
Sedangkan pedicle opening adalah lubang tempat keluarnya pedicle yang terdapat pada pedicle valve.
Tafsiran terhadap habitat Brachiopoda ini adalah pada daerah dengan arus yang cukup kuat yaitu pada daerah laut dangkal dimana makanan dan ruang akomodasinya tersedia.

III. MOLUSCA
1. Perbedaan pokok antara kelas Gastropoda dengan kelas Chepalopoda adalah kebanyakan Chepalopoda cangkangnya terputar pada satu bidang (planispiral), sedangkan pada Gastropoda putarannya bersifat trochospiral (tidak sebidang) dan helicoid (cepat membesar). Perbedaaan lain yang lebih penting adalah bahwa rongga pada Chepalopoda terbagi menjadi camerae (kamar) oleh septa yang menyilang rongga tersebut.
2. Gambar fosil Dentalium dan bagian-bagian cangkangnya :

Berdasaran bentuk morfologinya, lingkungan hidup Dentalium ini pada habitat laut dangkal dan sungai dengan energi rendah (daerah muara).
3. Fungsi columella pada Gastropoda adalah sebagai sumbu putaran spiral cangkang dan columella juga merupakan bagian dari aperture (inner lip), dimana aperture memiliki fungsi sebagai saluran masuknya makanan.
4. Apa persamaan dan perbedaan antara :
a. Conus dengan Turitella
Perbedaan :
Turitella Conus
Memiliki garis tumbuh Tidak memiliki garis tumbuh
Terdapat carina Tidak terdapat carina
Ukuran spire dan whorl besar Ukuran spire dan whorl kecil

Persamaan :
- Cangkang Turitella dan Conus sama-sama terputar ke kanan.
- Cangkang Turitella dan Conus sama-sama memiliki bagian apex, suture, dan aperture.
b. Macoma dengan Mercenaria

Perbedaan :
Macoma Mercenaria
Memiliki gigi pertautan Tidak memiliki gigi pertautan
Pallial sinus horisontal dan lebar Pallial sinus kecil
Persamaan :
 Hidup di laut dangkal
 Cangkang setangkup
 Ornamentasi cangkang seperti beak, garis tumbuh, garis pallial, pallial sinus.
c. Epitonium dengan Goniobasis
Perbedaan :
Epitonium Goniobasis
Whorl secara polos berkontak Kontak antara whorl berupa sutur yang goniated
Interval diantara rib lebih halus Interval antara rib lebih kasar
Memiliki umbilikus yang jelas Umbilikus tidak terlalu jelas dengan apertur oval

Persamaan :
 fosil sama-sama berumur upper cretaceous sampai recent
d. Ammonit dengan Belemnitella
Perbedaan :
Ammonit Belemnitella
Umbilikus berbentuk lingkaran Umbilikus sempit
Apertur obligue Apertur lebar

Persamaan :
 Termasuk kedalam kelas cephalopoda
 Sama-sama mmemiliki tentakel, aperture dan siphuncle
 Sama-sama memiliki sutur ammonitic
5. Jaman apa yang ditunjukkan oleh :
a. Mesalia = Miosen
b. Belemnit = Jura - Kapur
c. Lyropecten = Kapur - sekarang
d. Glycimris = Miosen
6. 3 genus Gastropoda, 2 genus Pelecypoda, dan genus Chepalopoda yang secara bersama mungkin hidup pada kala Eosen :
Gastropoda : - Eolis - Fissurella
- Turitella
Pelecypoda : - Venus - Pecten
Chepalopoda : - Nautilus
7. 2 genus Gastropoda, 3 genus Pelecypoda, dan genus Chepalopoda yang secara bersama mungkin hidup pada jaman Kapur :
Gastropoda : - Vaginella - Anisomyon
Pelecypoda : - Cardium - Mactra
- Clavagella
Chepalopoda : - Nautilus undulatus - Baculites
8. Suatu singkapan mengandung fosil Gastropoda dalam jumlah yang sangat banyak
a. Batuan yang terbentuk adalah batuan karbonat dengan nama petrologis Rudstone
b. Lingkungan yang ditunjukkan oleh kumpulan fosil seperti itu adalah lingkungan laut dangkal.
9.
Termasuk cangkang bagian kanan (dekstral)
10. Genus Pelecypoda lain apakah yang :
a. paling mirip dengan Pecten adalah Lyropecten
b. Berdinding cangkang tebal dan hidup pada jaman kapur adalah Gryphea
11. Perbedaan pola sutur Nautiloid dengan Ammonitic :
Nautiloid Ammonitic
Sutur nautiloid Sutur ammonitic
Sutur tidak kompleks (lurus) Sutur kompleks dengan pola lekukan yang bervariasi
Memiliki umbilikus yang jelas Umbilikus tidak terlalu jelas dengan apertur oval
Gambar cangkang Nautilod dengan Ammonitic :

12. Siphuncle adalah suatu batang kecil memanjang yang terbungkus oleh tabung gampingan memanjang ke arah dalam menembus septa. Fungsinya adalah sebagai penyalur gas ke kamar-kamar yang tidak ditempati tubuh sebagai sarana untuk pengembangan.

IV. ECHINODERMATA
1. Persamaan dan perbedaan antara Kelas Ophiuroidea, Echinoidea, dan Asteroidea adalah :
Persamaan : merupakan anggota Phylum Echinodermata yang terdiri dari sejumlah organisme berbentuk cangkang yang telah berkembang sedemikian kompleks, dengan cangkang biasanya berbentuk simetri kelipatan lima dan berbintil-bintil atau ditumbuhi semacam sejenis duri.
Perbedaan
Asteroidea : memiliki lima buah lengan memancar kearah luar dari lempengan bagian tengah, pada setiap lengan dijumpai dua atau empat lajur tabung kaki
Ophiuroidea : berbentuk seperti ular, pada lengan tidak ada saluran ambrulakral
Echinoidea : bentuknya bervariasi mulai dari membulat sampai cakram yang pipih.
Asteroidea Ophiuroidea Echinoidea
Lengan v v -
Tabung Kaki v - v
Saluran Ambulakral v - v
Mulut v v v
Habitat Laut agak dalam – dangkal (litoral) Laut dangkal (litoral) Laut dalam - dangkal
Umur Ordovician - Holosen Ordovician - Ordovician - Holosen

2. a. Brachiole merupakan bagian tubuh yang berbentuk sperti benang menjulur dari pinggiran lateral ambulakral; berfungsi sebagai pengumpul makanan seperti lengan pada crinoidea.
b. Calyx merupakan kepala yang berbentuk seperti mangkok, tersusun dari sejumlah lempeng-lempeng gampingan yang tersusun secara simetris, sebagai tempat menyimpan organ-orgn penting.
c. Saluran ambulakral merupakan bagian tubuh pada lengan yang berdungsi sebagai alat pengangkut makanan menuju mulut
d. Spiracle merupakan lima lubang yang mengelilingi mulut blastoid pada blastoidea yang terdapat pada bagian tengah dari calyx.
e. Sistem tabung kaki merupakan bagian dari sistem otot berupa tabung kaki yang terisi oleh cairan yang berfungsi untuk bergerak maupun menangkap mangsanya.
f. Stem, atau batang, merupakan salah satu bagian tubuh utama dari kerangka crinoid, berupa batang yang berfungsi untuk menambatkan tubuhnya pada dasar laut.
3. Pada awal zaman Karbon sering disebut sebagai the age of Crinoid atau zaman Crinoid, dikarenakan pada awal zaman Karbon tersebutlah kehadiran Crinoid sangat melimpah dijumpai.
4. Crinoid dan Blastoid hidup menambat pada dasar laut. Untuk kelas Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Cytoidea memiliki habitan yang berbeda karena walaupun hidup pada dasar laut namun mereka tidak menambatkan tubuhnya, berbeda dengan Crinoid dan Blastoid yang memiliki batang sebagai penambat tubuhnya di dasar laut.
5. Asteroidea termasuk pada golongan predator dari keseluruhan Echinodermata yang ada.
6. pada Echinoid membulat, mulut dibedakan dari anus oleh kehadiran gigi-gigi yang tajam berjumlah lima buah pada mulut, sedang pada anus tidak.
7. Pada Echinoid membulat, mulut dibedakan dari anus oleh kehadiran gigi-gigi yang tajam berjumlah lima buah pada mulut, sedang pada anus tidak dijumpai gigi tajam.
8. a. Glyptocrinus
Kerangka terdiri dari 3 bagian utama yakni calyx, lengan dan batang (stem). Lengan yang tampak berjumlah 10 buah, tampak adanya akar (root) yang berfungsi memperkokoh batang dalam menambatkan diri di dasar laut. Lengan menyebar dari calyx ke arah atas, dan dijumpai saluran makanan pinnules dan silia. Akar terdiri dari 3 bagian yang menyebar. Berumur Mississippian.
Phymosoma
Peraga berupa cangkang kelas Echinoidea yang membulat, tampak adanya mulut disertai gigi tajam. Anus tidak tampak. Dijumpai tuberkel, interambulakrum, dan ambulakrum yang berfungsi menangkap makanan. Tidak dijumpai adanya batang seperti pada kelas Crinoidea dan Blastoidea. Berumur Kapur.
b. Melonechinus
Peraga berupa cangkang kelas Echinoidea yang membulat, kenampakan antara mulut dan anus tidak dapat dibedakan. Dijumpai interambulakrum, dan ambulakrum yang berfungsi menangkap makanan. Kenampakan tuberkelnya tidak begitu jelas. Tidak dijumpai adanya batang seperti pada kelas Crinoidea dan Blastoidea. Berumur Mississippian.
Pentremites
Peraga berupa cangkang dari kelas Blastoidea. Memiliki calyx yang berbentuk seperti tunas, segilima. Terdapat lima saluran ambulakral yang merentang ke arah luar dari bagian mulut. Mulut blastoid terdapat pada bagian tengah dari calyx dan dikelilingi oleh lima lubang disebut spiracle. Dijumpai adanya leher dari batang, yang menunjukkan bahwa tubuhnya memiliki batang yang berfungsi untuk menambatkan diri di dasar laut. Berumur Mississippian.
c. Cryptoblastus
Peraga berupa cangkang dari kelas Blastoidea. Memiliki calyx yang berbentuk seperti tunas, segilima. Terdapat lima saluran ambulakral yang merentang ke arah luar dari bagian mulut. Mulut blastoid terdapat pada bagian tengah dari calyx. Memiliki lempeng deltoid, lempeng radial dan lempeng basal (alas) yang berfungsi untuk menutupi bagian yang tidak tertutup oleh ambulakrum. Berumur Mississippian.
Clypeaster
Peraga berupa cangkang kelas Echinoidea yang bentuknya memipih. Dijumpai lima lengan yang disebut ambulakrum untuk menangkap makanan. Dijumpai pula adanya petal pada bagian tepi dari tiap ambulakrum. Tidak dijumpai adanya batang seperti pada kelas Crinoidea dan Blastoidea. Berumur Mississippian.

V. ARTHROPODA
1. Jumlah dan keanekaragaman golongan Arthropoda sangat besar, namun sangat sedikit yang terawetkan sebagai fosil karena sebagian besar dari golongan ini memiliki tubuh yang tersusun oleh zat khitinan dan kalsium karbonat yang sangat sukar untuk mengalami pengawetan menjadi bentuk fosil.
2. Banyaknya Trilobita ditafsirkan sebagai penciri laut dangkal karena fosil Trilobita yang ditemukan tersebut biasanya akan berasosiasi dengan koral, cirinoid, brachiopoda, dan chepalopoda yang hidup dengan baik di laut dangkal.
3. Balanus memang merupakan organisme yang hidup pada lingkungan yang keras. Namun selma hidupnya organisme ini bukanlah organisme yang bersifat sesil bentonik semata. Hal ini dikarenakan organisme ini juga menjalani fase pelagic nenic (kehidupan bebas) dalam bentuk larva (cypris) yang bergerak bebas sebelum akhirnya berganti kulit sebanyak tiga kali untuk membentuk cangkang setangkup.
4. Yang dimaksud dengan :
b. lateral lobe : bagian pinggir di kedua sisi bagian tengah (central / axial lobe) dari tubuh Trilobita.
c. cypris : merupakan larva dari Balanus yang menjalani fase pelagic nenic (kehidupan bebas).
d. glabella : merupakan bagian chepalon dari tubuh Trilobita.
e. exoskleton : merupakan jenis rangka yaitu rangka luar
f. molting : merupakan pergantiang rangka dalam pertumbuhan Trilobita
g. trail : merupakan salah satu tipe pengawetan fosil yang berupa alur hasil aktivitas organisme.
h. Pelagic nenic : fase kehidupan bebas pada Balanus dengan jalan bergerak.
5. Ciri khas dari Flexicalymene meeki secara keseluruhan bentuk tubuhnya menggulung (bagian thorax terlihat masuk ke dalam chepalon-nya)
6. Deskripsi dari :
a. Delmanites dan Elrathia;
 Delmanites : bentuk tubuh secara keseluruhan memanjang, yang terdiri dari bagian chepalon, thorax, dan pygidium. Bagian chepalon-nya terdiri dari mata yang berbentuk garis melengkung yang ujungnya menempel pada glabella; glabella yang menempel dengan border; dan genal spine yang merapat ke arah pleural lobe-nya. Bagian pygidium-nya terdiri dari pleuron yang rapat dan telson yang runcing.
 Elrathia : bentuk tubuh secara keseluruhan memanjang, yang terdiri dari bagian chepalon, thorax, dan pygidium. Bagian chepalon-nya terdiri dari mata yang terlihat berupa garis yang lurus dan tidak menempel pada glabelle; glabella yang tidak menempel dengan border, dan genal spine yang lebih runcing dan tidak begitu rapat ke arah pleural lobe-nya. Bagian pygidium-nya terdiri dari pleuron yang dibatasi border dan tidak memiliki telson.
b. Ceraurus dengan Greenops,
 Ceranus : bentuk tubuh secara keseluruhan memanjang, yang terdiri dari bagian chepalon, thorax, dan pygidium. Bagian chepalon-nya terdiri dari mata yang berbentuk bulat yang tidak menempel pada glabella serta posisinya pada bagian pojok; glabella menempel pada bagian tepi; tidak memiliki border; dan genal spine berbentuk runcing serta menjauhi pleural lobe-nya. Bagian thorax-nya terdiri dari axial lobe dengan pleuron dan pleural lobe dengan pleural spin. Bagian pygidium-nya tidak terdiri dari pleuron dan memiliki dua buah telson yang runcing.
 Greenops : bentuk tubuh secara keseluruhan memanjang dengan ukuran relatif kecil, yang terdiri dari bagian chepalon, thorax, tanpa pygidium. Bagian chepalon-nya terdiri dari mata yang berbentuk bulat dan menempel pada glabella; glabella menempel pada bagian tepi; tidak memiliki border; dan genal spine berbentuk runcing merapat ke bagian pleural lobe-nya. Bagian thorax-nya terdiri dari axial lobe dengan pleuron dan pleural lobe dengan pleural spin yang lebih kecil.
c. Phacops dengan Agnostus,
 Ceranus : bentuk tubuh secara keseluruhan memanjang, yang terdiri dari bagian chepalon, thorax, tanpa pygidium. Bagian chepalon-nya terdiri dari mata yang berbentuk bulat dengan ukuran relatif besar dan menempel pada glabella; glabella menempel pada bagian tepi; tidak memiliki border dan genal spine. Bagian thorax-nya terdiri dari axial lobe dan pleural lobe yang tersusun atas pleuron-pleuron.
 Agnostus : bentuk tubuh secara keseluruhan memanjang dengan ukuran relatif kecil, yang terdiri dari bagian chepalon, thorax, dan pygidium. Bagian chepalon dan pygidium-nya secara umum mirip dengan bentuk setengah lingkaran yang dibatasi border. Pada bagian chepalon-nya terdiri dari glabella yang terdiri dan tonjolan kecil dan tidak menempel pada bagian tepi; matanya tidak kelihatan dan tidak memiliki genal spine karena seluruh bagian chepalon ini dibatasi border. Bagian thorax-nya terdiri dari axial lobe dan pleural lobe yang hanya terdiri dari dua buah pleuron. Bagian pygidium mirip dengan chepalon, tersusun atas pleuron yang sangat rapat sehingga terlihat seperti glabella dan seluruh bagian pygidium ini dibatasi border.
7. Arti penting fosil Balanus dalam stratigrafi adalah untuk menunjukkan bahwa secara batimetris batuan yang mengandung fosil ini diendapkan di daerah laut dangkal, bahkan hingga zona pasang surut. Hal ini akan menunjukkan pula suatu fase apakah akhir masa regresi atau awal transgresi dengan melihat kondisi dari tubuh yang telah memfosil. Jika bagian tubuhnya hancur, maka hal ini menunjukkan akhir regresi karena terjadi erosi terhadap fosil ini yang cukup kuat. Jika erosi berjalan tidak terlalu kuat maka batuan sedimen yang mengandung fosil ini yaitu batugamping akan membentuk struktur karst. Selain kondisi dari fosil ini sendiri, dalam penentuan kedua fase tadi hal yang perlu diperhatikan yaitu asosiasi litologinya dengan kenampakan.

Itulah kira-kira jawaban dari soal yang ada di buku panduan praktikum makropaleontologi teknik geologi UGM.
Saya persembahkan halaman ini untuk adik-adik angkatan saya supaya tidak repot-repot mencari jawaban dan untuk asisten praktikum makropaleontolgi.

Soal Dan Jawaban Buku Panduan praktikum Makropaleontologi Jurusan Teknik Geologi UGM

Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : BIOLOG-INDONESIA | Fanspage Facebook | Twitter
Copyright © 2013. Materi Kuliah - All Rights Reserved
Published by Profitgoonline