EXTINCTION
Tujuan :
- mahasiswa memahami mengenai
teknik extinction
- mahasiswa mengerti
faktor – faktor yang mempengaruhi pelaksanaan extinction
- mahasiswa dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari
Extinction adalah pengurangan perilaku yang tidak
dikehendaki dengan cara menahan atau tidak memberikan positive reinforcement yang selama ini memperkuat perilaku
tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas extinction:
- Extinction combined with positive reinforcement
Extinction akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan positive reinforcement. Kombinasi dari
keduanya akan lebih cepat menurunkan frekuensi dari perilaku yang tidak
dikehendaki dan mungkin sampai pada tingkatan yang paling rendah. Positive reinforcement sebaiknya tidak
diberikan tepat saat perilaku yang tidak dikehendaki selesai dilakukan.
- Controlling reinforcers for the behavior that is to
be decreased
Reinforcer yang diberikan oleh orang lain atau oleh
lingkungan fisik dapat merusak proses extinction.
- The setting in which extinction is carried out
Hal yang penting adalah mempertimbangkan setting dimana
proses extinction akan dilakukan, yaitu dengan:
- Meminimalkan
pengaruh dari reinforcer alternative pada perilaku yang akan dikurangi.
- Memaksimalkan
kemungkinan-kemungkinan
- Instruction: make use of rules
Ada kemungkinan untuk memberikan penjelasan mengenai
proses extinction ini kepada individu yang bersangkutan, sehingga dapat
mempercepat proses pengurangan perilaku yang tidak dikehendaki. Namun hal ini
dapat menjadi sesuatu yang kompleks.
- Extinction is quicker after continous reinforcement
Extinction akan lebih cepat setelah continous reinforcement (dimana setiap respon mendapatkan
reinforcer) dibandingkan jika extinction itu diikuti dengan intermittent reinforcement (dimana
respon mendapatkan reinforcement hanya pada waktu tertentu/kadang-kadang).
Perilaku yang sulit dihilangkan dikenal dengan resistant to extinction.
- Behavior being extinguished may get worse before its
gets better
Selama proses extinction, perilaku mungkin akan meningkat
sebelum mulai berkurang.
- Extinction may produce aggression that interferes
with the program
Hal yang kurang menyenangkan dari proses extinction
adalah terkadang proses extinction menghasilkan sikap agresif. Namun, jika kita
menyerah pada munculnya sikap ini, program kita tidak akan berhasil. Tidak
hanya perilaku yang tidak kita inginkan tidak berkurang frekuensinya, namun
akan muncul perilaku baru, agresif.
- Extinguished behavior may reappear after a delay
Dikenal dengan spontaneous recovery, dimana perilaku yang
sudah hilang tiba-tiba muncul kembali. Namun biasanya frekuensinya jauh lebih
sedikit dibandingkan sebelum proses extinction, dan hal ini tidak menjadi
masalah yang besar.
Karakter dari proses extinction:
·
Gradual reduction in behavior
Proses extinction biasanya sedikit demi sedikit, tidak
segera menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
·
Extinction burst
Pada awal proses extinction, biasanya frekuensi perilaku
justru meningkat dibandingkan sebelumnya.
·
Spontaneous recovery
Munculnya kembali perilaku yang sedang dihilangkan dalam
proses extinction.
·
Possible side effect
Biasanya berupa respon-respon emosional seperti gelisah,
bingung, frustasi, merasa gagal, marah dan agresif.
Tiga kemungkinan terjadinya kegagalan dalam proses
extinction:
- Reinforcer yang
tidak diberikan yang mengikuti perilaku yang tidak diinginkan bukan
merupakan reinforcer yang mempertahankan perilaku tersebut.
- Perilaku yang tidak
diinginkan mendapatkan intermittent reinforcement dari orang atau sumber
lain.
- Perilaku alternatif
yang diinginkan tidak cukup kuat.
DAFTAR BACAAN
Kazdin, Alan E (1994). Behavior Modification in Applied Setting.
California : Brooks/ Cole Publishing Company
Martin, Garry. Joseph
Pear. (2003). Behavior Modification :
What It Is and How to Do It. Seventh Edition. New Jersey : Prentice Hall.
Inc
Artikel / File ini diambil dari elisa.ugmac.id dimana file ini merupakan karya dari dosen Fakultas Psikologi UGM pengampu materi kuliah Modifikasi Perilaku